samarinda

Pasar Pagi Samarinda Hampir Rampung, Kapan Pembagian Kios untuk Pedagang?

Kamis, 17 Juli 2025 | 10:45 WIB
Tahap dua pembangunan Pasar Pagi masih akan berjalan hingga Oktober mendatang. (MELI/SAPOS)

 

SAMARINDA- Setelah sekian lama menanti, wajah baru Pasar Pagi Samarinda perlahan mulai terbentuk. Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan kepadatan arus kendaraan di pusat kota, geliat proyek revitalisasi tahap kedua sudah mencapai 65 persen.

Di balik pagar proyek, proses pemasangan lift dan eskalator tengah berlangsung. Instalasi sistem kelistrikan, perpipaan, dan pelapon pun terus dikebut. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Hendra Irawan, menyebut tahap ini sudah memasuki pengerjaan akhir. 

“Material besar seperti lift dan eskalator sudah datang. Sekarang tinggal menyelesaikan MEP (mekanikal elektrikal plumbing) dan pekerjaan pelengkap lainnya,” jelasnya.

Fasilitas baru di gedung pasar ini dirancang lebih ramah pengguna. Ada lift khusus barang dan lift penumpang yang menjangkau hingga lantai tujuh, dilengkapi eskalator untuk memudahkan akses naik turun para pedagang dan pembeli.

Tak hanya fokus pada bangunan utama, perhatian juga diberikan pada area parkir. Sekitar 800 motor dan 105 mobil diproyeksikan bisa tertampung. Arus kendaraan pun diatur: mobil melalui Jalan Jenderal Sudirman, sementara motor dari arah Jalan Gajah Mada.

Sementara itu, soal pembagian lapak dagangan masih menjadi ranah Dinas Perdagangan. Ukuran kios nantinya akan disesuaikan dengan jenis jualan, mulai dari 1,2 x 2 meter untuk kios pasar basah hingga yang terbesar berukuran 4 x 8 meter.

“Saat ini sekat kios belum dibuat karena konstruksi belum selesai. Nanti Disdag yang menentukan ukurannya,” terang Hendra. Target rampung masih mengacu pada kontrak, yaitu Oktober mendatang. Namun DPRD telah mewanti-wanti agar proyek ini tidak lagi meleset, mengingat banyak pedagang menggantungkan mata pencahariannya dari bangunan ini.


Meski terlihat lebih modern, gedung baru Pasar Pagi dirancang tanpa AC. Konsepnya low maintenance dan hemat energi. Sirkulasi udara diatur melalui desain bangunan yang terbuka, agar tetap nyaman tanpa boros listrik.

“Konsepnya memang low energy. Kita manfaatkan ventilasi alami. Bangunannya kita desain supaya tetap sejuk meski tanpa AC,” ujarnya. Ke depan, Dinas PUPR Kota Samarinda juga tengah mengusulkan tambahan anggaran untuk menyempurnakan area sekitar. Salah satunya, pemagaran akses Jalan Pandan agar tidak tumpang tindih dengan permukiman warga.

“Fisik utama bangunannya sudah mendekati rampung. Tapi untuk pagar dan pembatas, masih kita hitung anggarannya,” pungkas Hendra. (hun/nha)

 

Terkini