SAMARINDA- Kekhawatiran soal keamanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali muncul setelah ompreng, wadah makanan yang digunakan, diisukan mengandung minyak babi. Bahkan informasi ini telah beredar luas di media sosial bahwa ompreng MBG diimpor dari Chaoshan Provinsi Guangdong, China.
Namun tetap saja distribusi MBG masih berjalan di seluruh daerah. Termasuk Kota Samarinda yang kini memiliki 12 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG.
Wakil Ketua SPPG Samarinda Sirajul Amin, meyakinkan bahwa pengadaan ompreng dilakukan oleh mitra lokal, bukan melalui Badan Gizi Nasional (BGN) pusat. “Ompreng yang kami pakai pengadaannya dari mitra lokal. Jadi tanggung jawab ada di masing-masing mitra,” kata Sirajul.
Sampai saat ini pemerintah pusat baru akan menindaklanjuti dugaan ini melalui penyelidikan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga belum ada kepastian mengenai kebenaran dari isu ompreng mengandung minyak babi ataupun bahan berbahaya lainnya.
Sementara itu Kepala SPPG Samarinda Ulu 2, Thiara Chikita mengatakan bahwa Dinas Kesehatan sempat melakukan uji laboratorium terhadap sampel ompreng pada 27 Agustus lalu, tetapi hingga saat hasilnya belum diketahui oleh pinaknya.
“Kami belum menerima kabar dari Dinkes. Padahal perlu kepastian agar bisa mengambil langkah selanjutnya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kusasih, mengakui belum menerima laporan resmi dari tim lapangan terkait uji laboratorium, sehingga belum dapat memberi komentar lebih lanjut. “Laporannya belum sampai ke saya. Nanti akan kami kabarkan setelah ada hasil resmi,” pungkas Ismed. (hun)