SAMARINDA – Jelang pergantian tahun, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Timur menyoroti potensi peningkatan tekanan inflasi di Samarinda. Pola historis menunjukkan bahwa setiap periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), khususnya Natal dan Tahun Baru (Nataru), lonjakan permintaan masyarakat akan memicu kenaikan harga pada sejumlah komoditas strategis.
Asisten Direktur Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, Ashari Novy Sucipto, menegaskan dalam high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda, Selasa (9/12/2025), bahwa tekanan harga akhir tahun adalah pola berulang yang perlu diantisipasi. Menurut BI, terdapat empat komoditas utama yang menjadi faktor dominan pembentuk inflasi daerah menjelang akhir tahun:
1. Beras
Beras hampir selalu menjadi penyumbang inflasi terbesar pada momen HBKN seiring peningkatan konsumsi rumah tangga. “Beras secara umum menjadi penyumbang inflasi pada momen HBKN seiring peningkatan konsumsi,” ujar Ashari. Gangguan sekecil apa pun pada pasokan dapat langsung memengaruhi harga eceran.
2. Angkutan Udara
Lonjakan mobilitas masyarakat untuk mudik, liburan, dan kegiatan Nataru membuat tarif transportasi udara cenderung meningkat. “Secara historis, angkutan udara cenderung menjadi penyumbang inflasi pada Idulfitri maupun Nataru. Permintaan melonjak dan tarif mengikuti,” terangnya.
3. Emas Perhiasan
Permintaan terhadap emas perhiasan diproyeksikan meningkat menjelang akhir tahun seiring kebutuhan untuk investasi, hadiah, dan perayaan. “Emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang inflasi seiring peningkatan permintaan,” sambung Ashari.
4. Hortikultura (Tomat & Bawang Merah)
Komoditas hortikultura seperti tomat dan bawang merah tercatat rentan memicu inflasi. Kenaikan harga pada keduanya seringkali disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem, musim penghujan, serta kendala distribusi antarwilayah yang cenderung tidak stabil.
Samarinda mencatatkan inflasi sebesar 2,10 persen pada November, yang masih berada dalam rentang sasaran nasional 2,5 persen. Namun, angka ini menunjukkan adanya potensi tekanan signifikan menjelang akhir tahun.
Ashari menekankan bahwa kunci utama pengendalian adalah menjaga kelancaran distribusi. "Distribusi menjadi faktor yang harus dijaga. Gangguan sedikit saja bisa menimbulkan dampak cukup besar,” pungkasnya, menggarisbawahi pentingnya stabilitas pasokan saat permintaan masyarakat mencapai puncaknya. (hun/beb)