samarinda

Waspada Tiket Bodong di Pelabuhan Samarinda: Polsek KP Bongkar Modus Calo Jelang Puncak Nataru

Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:15 WIB
Suasana di Pelabuhan Samarinda.

SAMARINDA – Di tengah lonjakan arus mudik Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Polsek Kawasan Pelabuhan (KP) Samarinda mengeluarkan peringatan keras bagi calon penumpang kapal laut. Kepolisian mengidentifikasi adanya peningkatan aktivitas percaloan dengan modus penipuan tiket yang dapat merugikan warga hingga jutaan rupiah.

Kapolsek KP Samarinda, AKP Yusuf, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai praktik curang para oknum yang memanfaatkan kepanikan calon penumpang saat tiket resmi mulai menipis.

Menurut AKP Yusuf, para calo umumnya bergerak secara halus dengan menawarkan kemudahan akses tiket kepada penumpang yang enggan mengantre atau yang kehabisan kuota di loket resmi. Modusnya diantaranya sistem bayar di depan. Dimana calo meminta pembayaran penuh dengan janji tiket akan diserahkan sesaat sebelum kapal berangkat. Namun, pada kenyataannya, calo tersebut menghilang atau menyerahkan tiket yang tidak terdaftar (palsu).

Kemudian ada mark-up harga tak wajar. Oknum calo menjual tiket dengan harga berkali lipat dari ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan operator kapal.

"Modusnya beragam, mulai dari menjanjikan tiket menyusul hingga memberikan tiket palsu. Kami imbau jangan mudah tergiur tawaran orang tidak dikenal yang menjanjikan kemudahan namun berujung penipuan," tegas AKP Yusuf.

Untuk mempersempit ruang gerak para pelaku premanisme dan percaloan, Polsek KP Samarinda telah memperkuat sinergi dengan berbagai pihak terkait di area pelabuhandiantaranya sinergi instansi dengan melakukan koordinasi rutin dengan PT Pelindo dan KSOP Samarinda untuk sinkronisasi data manifest penumpang dan pengawasan loket.

Diadakan patroli rutin dan razia. Dimana personel kepolisian berseragam maupun berpakaian preman dikerahkan untuk melakukan pengecekan identitas terhadap pihak-pihak mencurigakan di terminal penumpang.

AKP Yusuf menegaskan bahwa aksi bersih-bersih pelabuhan dari premanisme dan "penyakit masyarakat" ini tidak akan berhenti seiring berakhirnya momen libur Nataru. Langkah ini telah ditetapkan sebagai agenda rutin untuk memastikan Pelabuhan Samarinda menjadi pintu gerbang yang aman bagi masyarakat Kalimantan Timur. (*)

Terkini