• Senin, 22 Desember 2025

Hati Baru

Photo Author
- Minggu, 10 Maret 2019 | 09:45 WIB

 

Oleh: Dahlan Iskan

 

Kami punya grup. Namanya: Hati Baru. Anggotanya mereka yang pernah transplantasi hati. Beserta istri atau suami. Ada juga anak mereka.

Sesekali kami kumpul. Makan-makan. Saling tukar informasi. Saya dianggap paling 'senior' di grup ini. Tapi hanya sesekali ikut nibrung. Kalau lagi ada pertanyaan penting: misalnya apa saja obat yang masih saya minum.

Minggu lalu seorang anggota  mengingatkan. Sudah waktunya makan-makan lagi. Ia menawarkan tempat baru. Di Pluit Jakarta. Di resto Bearhound. Milik Vero. Mantan istri orang yang tidak mau disebut nama panggilan aslinya itu.

Lho Vero bisa masak?

Saya pun setuju. Kebetulan lagi di Jakarta. Menghadiri malam mengenang Pak Eka Tjipta Widjaja.

Lany, kepala suku Hati Baru yang atur. Ia sangat aktif. Dan enerjik. 

Reni, bendahara suku, yang pesan tempat. Kebetulan Reni juga lagi di Jakarta. Reni ini orang Surabaya. Di kota saya Reni dikenal sebagai pengusaha lemah - - lemahe akeh. Lemah dalam bahasa Jawa berarti tanah. Akeh itu artinya banyak sekali.

Lany dan Reni adalah pejuang untuk suami mereka. Yang menderita kanker hati. Yang bertahun-tahun merawat sang suami. Sampai menemani ke Tianjin. Untuk operasi ganti hati. Dengan biaya berapa pun. Asal suami mereka sehat kembali. 

Keduanya senasib: suami mereka meninggal dunia. Justru tidak lama setelah transplantasi. 

Kami semua minta kepada keduanya. Agar tetap menjadi pimpinan suku Hati Baru. Kami  suka pada Lany dan Reni.

Saya datang paling awal di resto Vero. Bertanya di mana kursi yang dipesan Reni.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X