BALIKPAPAN – Pembangunan fasilitas kesehatan di Kota Balikpapan terus digenjot, namun persoalan serius muncul pada ketersediaan tenaga kesehatan. Hampir semua puskesmas di kota ini belum memiliki formasi lengkap sesuai standar Kementerian Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Alwiati, menjelaskan bahwa idealnya sebuah puskesmas memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan, mulai dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi, hingga petugas promosi kesehatan. Sayangnya, kondisi di lapangan jauh dari harapan.
“Sebagian besar puskesmas hanya punya beberapa tenaga, sementara posisi penting lain kosong,” ujar Alwiati Selasa 23 September 2025.
Minimnya SDM ini berdampak langsung pada mutu layanan. Misalnya, tanpa tenaga promosi kesehatan, upaya edukasi masyarakat tidak berjalan maksimal. Begitu juga keterbatasan tenaga gizi membuat penanganan stunting maupun gizi buruk belum optimal.
Meski Pemkot Balikpapan sudah berupaya menambah tenaga kesehatan melalui berbagai jalur, kebutuhan tetap jauh melampaui ketersediaan. Apalagi, pertumbuhan penduduk serta kompleksitas masalah kesehatan kota besar menambah beban layanan.
“Kalau gedung bisa selesai dibangun dalam waktu singkat, menyiapkan tenaga kesehatan kompeten butuh proses panjang, mulai dari pendidikan hingga pelatihan,” jelasnya.
Alwiati menegaskan, pihaknya berharap dukungan pemerintah pusat dalam kebijakan distribusi tenaga kesehatan maupun penambahan formasi di daerah. “Tanpa tenaga kesehatan yang memadai, fasilitas yang sudah dibangun tidak bisa berfungsi maksimal,” ucapnya. (*)