• Minggu, 21 Desember 2025

Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit di Balikpapan Tembus Rp 100 Ribu Perkilo, Suplai dari Sulawesi Menipis

Photo Author
- Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB
Sejumlah komoditas seperti cabai dan bawang mencatat kenaikan tertinggi jelang Nataru, terpantau di Pasar Klandasan.
Sejumlah komoditas seperti cabai dan bawang mencatat kenaikan tertinggi jelang Nataru, terpantau di Pasar Klandasan.

 

BALIKPAPAN – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, harga sejumlah bahan pokok kembali mengalami gejolak signifikan di Balikpapan. Pemantauan di Pasar Klandasan pada Rabu (10/12/2025) menunjukkan lonjakan tajam pada komoditas hortikultura.

Komoditas yang mengalami kenaikan paling ekstrem adalah cabai rawit merah, yang kini dijual hingga Rp 100 ribu per kilogram. Angka ini jauh di atas harga normal yang berada di kisaran Rp 40 ribu. Lonjakan harga ini terjadi bertahap selama dua pekan terakhir, naik dari Rp 80 ribu hingga menyentuh level tertinggi Rp 100 ribu per kilogram.

Kenaikan serupa juga terjadi pada bawang merah dan bawang putih, yang kini dipasarkan antara Rp 50–60 ribu per kilogram, lebih tinggi dari harga stabil sebelumnya di level Rp 30–40 ribu.

Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar, menjelaskan bahwa penurunan suplai dari sentra produksi menjadi faktor utama di balik gejolak harga ini. “Kenaikan harga cabai rawit merah dan bawang merah terutama karena suplai dari daerah penghasil sedang menurun,” ungkapnya, Rabu (10/12/2025).

Menurut Haemusri, pasokan bawang merah yang masuk ke Balikpapan saat ini mayoritas berasal dari Sulawesi. Namun, distribusinya ikut terdampak karena beberapa wilayah di Pulau Jawa mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem. “Karena terjadi gagal panen di Jawa, pasokan dari Sulawesi banyak dialihkan ke sana. Akibatnya, stok untuk Balikpapan berkurang,” jelasnya.

Haemusri menambahkan bahwa kondisi yang terjadi di Balikpapan bukan kasus tunggal. Data harga dari Kementerian Perdagangan menunjukkan tren kenaikan serupa secara nasional, di mana harga cabai dan bawang tercatat naik di banyak wilayah Indonesia.

“Apa yang terjadi di Balikpapan merupakan bagian dari tren yang lebih luas secara nasional,” kata Haemusri. Dia menjelaskan bahwa komoditas hortikultura tidak menjadi objek intervensi khusus dari Bulog. Pengelolaan suplai dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Balikpapan melalui penyusunan Neraca Pangan daerah. “Stok hortikultura berada di DKP3 yang menyusun Neraca Pangan Balikpapan,” tutupnya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X