balikpapan

Anggaran Dipangkas Pusat, Revitalisasi Pasar Inpres Kebun Sayur Balikpapan Ditunda

Selasa, 2 Desember 2025 | 10:15 WIB
Pemangkasan dana transfer dari pemerintah pusat membuat rencana revitalisasi Pasar Inpres Kebun Sayur Balikpapan harus ditunda. (DOK/KP)

 

BALIKPAPAN – Rencana vitalisasi Pasar Inpres Kebun Sayur yang telah mendapatkan persetujuan ratusan pedagang, terpaksa ditunda pelaksanaannya. Penundaan ini disebabkan oleh kebijakan pemangkasan dana transfer dari pemerintah pusat, yang memukul kemampuan fiskal daerah.

Padahal, seluruh persiapan teknis telah rampung, mulai dari penyusunan Detail Engineering Design (DED) hingga kesiapan alokasi anggaran awal untuk memulai pembangunan.

Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar, menuturkan proyek yang semula dijadwalkan berjalan dalam waktu dekat tersebut harus digeser karena pemerintah kota kehilangan ruang fiskal yang cukup untuk membiayai pembangunan fisik sepanjang tahun anggaran mendatang.

“Padahal duitnya sudah ada, pedagang sudah setuju dan saya sudah sosialisasi. Tapi karena kurang dana salur dari pusat, pembangunan Pasar Impres harus ditunda,” beber Haemusri, Senin (1/12).

Dampak dari pemangkasan ini menyebabkan seluruh proyek konstruksi di bawah Dinas Perdagangan tidak dapat dilaksanakan. Meskipun terjadi penundaan, Haemusri menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjalankan revitalisasi. Dalam rapat lanjutan dengan perwakilan pedagang, ia tetap mempresentasikan DED serta rencana teknis pembangunan.

“Karena ada pembatalan, saya rapat lagi sama mereka untuk pemberitahuan. Tapi saya tetap tampilkan DED untuk perencanaan,” katanya.

Revitalisasi Pasar Inpres dinilai sangat penting mengingat kondisi bangunannya yang sudah tua, sirkulasi yang kurang tertata, dan jumlah pedagang yang terus bertambah. Modernisasi pasar ini sangat mendesak untuk mengatasi keterbatasan ruang usaha dan penataan kios yang tidak optimal dan kebutuhan perbaikan fasilitas sanitasi dan drainase.

Penundaan revitalisasi ini berpotensi mempengaruhi daya saing pasar tradisional, terutama Pasar Inpres Kebun Sayur yang merupakan pusat destinasi belanja oleh-oleh dan cenderamata.

Pemerintah daerah berharap para pedagang dapat memahami bahwa penjadwalan ulang ini bukan bentuk ketidakseriusan, melainkan upaya menjaga keseimbangan fiskal daerah setelah transfer pusat mengalami pemangkasan signifikan.

Haemusri optimistis proyek tetap dapat berjalan ketika kondisi anggaran kembali pulih. “Kalau situasi keuangan normal dan dana salur tersedia, kami siap memulai kembali. Yang penting pedagang tahu pemerintah tidak meninggalkan komitmen,” tegasnya.

Sambil menunggu revitalisasi resmi, Dinas Perdagangan memastikan pengelolaan pasar tetap berjalan melalui perawatan rutin dan penataan operasional harian agar aktivitas ekonomi masyarakat tetap lancar. (*)

Terkini