BALIKPAPAN – Penurunan aktivitas wisata di kawasan Balikpapan Utara kembali menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan. Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menilai perlunya strategi baru untuk menghidupkan kembali potensi destinasi di wilayah tersebut, termasuk Taman Wisata Beruang Madu Kilometer 24 yang merupakan ikon konservasi kota.
Adi mengungkapkan bahwa arus kunjungan ke objek wisata ikonik tersebut mulai menunjukkan tren melemah dalam beberapa tahun terakhir, sebuah kondisi yang berbanding terbalik dengan perannya sebagai magnet wisata alam Balikpapan.
“Kita perlu memastikan kawasan wisata seperti Beruang Madu tetap menarik, karena ini bukan sekadar tempat rekreasi, tapi juga salah satu wajah kota. Minat wisatawan yang turun jelas harus segera direspons,” kata Adi usai rapat koordinasi di Kantor DPRD Balikpapan, Rabu (12/11/2025).
Menurut Adi, DPRD berencana memperkuat koordinasi dengan Dinas Pariwisata untuk mendorong program revitalisasi yang mencakup perbaikan fasilitas serta penciptaan aktivitas baru yang mampu menghidupkan ekonomi lokal.
Adi menambahkan bahwa sektor pariwisata memiliki kontribusi penting terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Balikpapan yang perlu dioptimalkan.
“Jika pengelolaan objek wisata diperkuat dan destinasi terus dikembangkan, kontribusi sektor ini terhadap PAD bisa meningkat. Karena itu kami ingin destinasi yang ada tidak hanya bertahan, tetapi terus tumbuh,” jelasnya.
Upaya revitalisasi diharapkan dapat menghidupkan kembali kawasan Kilometer 24 sebagai simpul wisata alam. Selain itu, langkah ini juga bertujuan mendukung sektor ekonomi kreatif, seperti kuliner, UMKM suvenir, hingga transportasi wisata.
DPRD menilai perlunya konsep wisata yang lebih modern dan interaktif, mencakup wahana edukasi dan paket tur terpadu dan integrasi digital untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi dan layanan.
Dengan langkah revitalisasi yang tepat, Komisi II optimistis Taman Wisata Beruang Madu dapat kembali menjadi destinasi favorit, terutama bagi wisatawan luar daerah yang mencari pengalaman wisata alam dan konservasi. (ono)