• Minggu, 21 Desember 2025

Film Superman Picu Perdebatan, Benarkah Soal Konflik Israel-Palestina? Begini Kata Penulis Naskahnya

Photo Author
- Sabtu, 19 Juli 2025 | 11:45 WIB
Potongan adegan film Superman. (IMDB)
Potongan adegan film Superman. (IMDB)

 

Sejak tayang di bioskop, film Superman garapan James Gunn menuai perdebatan di media sosial. Sejumlah warganet berspekulasi bahwa cerita dalam film tersebut menggambarkan secara simbolis konflik antara Israel dan Palestina.

Spoiler dalam alur cerita film, Lex Luthor yang diperankan oleh Nicholas Hoult memicu konflik bersenjata di luar negeri antara dua negara fiktif: Bovaria dan Jarhanpur. Sosok Superman kemudian turun tangan dengan menghentikan aksi agresi Bovaria terhadap negara tetangganya, Jarhanpur.

Sejak perilisan film, perbincangan bermunculan di media sosial, khususnya dari kalangan pengamat politik daring. Beberapa menilai bahwa konflik fiktif Bovaria dan Jarhanpur mencerminkan situasi nyata di Timur Tengah, sementara yang lain membantah interpretasi tersebut.

Salah satunya datang dari Hasan Piker, komentator politik progresif asal Amerika Serikat yang juga dikenal sebagai streamer di Twitch. Ia membagikan video di kanal YouTube-nya yang menyebut bahwa Superman adalah "dua jam dan sepuluh menit f** dengan Israel sepanjang film,"* dan meyakini bahwa film ini merupakan bentuk alegori terhadap konflik Israel-Palestina.

Sebagaimana dilansir oleh Variety, sejumlah aktivis dan influencer pro-Palestina menyambut positif film ini. Mereka menilai bahwa film Superman menyampaikan kritik tajam terhadap Israel, terutama setelah operasi militernya di Gaza yang menelan banyak korban.

Meski begitu, kronologi produksi film menimbulkan keraguan apakah memang itu maksud yang disengaja. Pasalnya, James Gunn diketahui menyerahkan naskah film pada Mei 2023, beberapa bulan sebelum eskalasi konflik terbaru antara Israel dan Gaza terjadi.

Beberapa hari sebelum penayangan perdana, James Gunn memberikan klarifikasi kepada The Times of London. "Ketika saya menulis ini, konflik Timur Tengah sedang tidak terjadi. Jadi saya mencoba melakukan hal-hal kecil untuk mengalihkan perhatian dari hal tersebut, namun ini tidak ada hubungannya dengan Timur Tengah."

Ia menambahkan, "Ini adalah invasi oleh negara yang jauh lebih kuat yang dipimpin oleh seorang lalim, ke sebuah negara yang bermasalah dalam hal sejarah politiknya, tetapi sama sekali tidak memiliki pertahanan terhadap negara lain. Ini benar-benar fiksi."

Kendati pernyataan tersebut telah dirilis, polemik terkait makna simbolis film ini belum mereda. Perdebatan daring masih terus bergulir, dan tampaknya akan terus memanas seiring keberlanjutan performa Superman di box office global. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Resensi Buku Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan

Senin, 24 November 2025 | 14:32 WIB
X