• Minggu, 21 Desember 2025

Resensi Buku Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan

Photo Author
- Senin, 24 November 2025 | 14:32 WIB
Naufal Raghip An-Nabih. (IST)
Naufal Raghip An-Nabih. (IST)

Judul: Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan

Pencipta/Penulis: Unis Sagena

Penerbit: HIKMA Media Utama Tahun Terbit: 2024

Jumlah Halaman: 94

Genre: Puisi

Sinopsis Buku

Kumpulan puisi dari Unis Sagena ini beda dari yang lain. Kenapa? Karena gaya penulisannya itu mentah, jujur, dan super abstrak. Justru karena citra penulisan yang khas ini, puisinya mempunyai daya tarik yang kuat dan membuat saya menjadi aktif menafsirkan isinya. Meski tema utamanya sering menyentuh soal romansa, Unis Sagena tidak hanya terorientasi di situ saja. Buku ini punya latar tema yang sangat luas, mulai dari urusan hati sampai realitas sosial. Kekuatan utama buku ini? Jelas orisinalitasnya, Unis Sagena sukses besar menggarap materi yang tidak biasa. Intinya, pergolakan batin personal ketemu isu sosial, dibalut bahasa yang khas.

Isi Resensi

Kumpulan puisi karya Unis Sagena ini benar-benar menonjol dan berbeda dari karya-karya lain di pasaran. Mengapa demikian? Kuncinya terletak pada gaya penulisan yang menghadirkan pesona khusus, contohnya dalam karya yang bernama ”Mata Belati” pada bait yang berbunyi ”Beri aku ingatan luka, beribu mata belati rebut angina dan segala riuh.” bait ini sangat merefleksikan pernyataan saya tentang ekstrimisme karya ini. Keunikan atau 'kenormalan yang abnormal' inilah yang memberikan kekuatan magnetis pada puisinya. Bukan hanya sekadar dibaca, tetapi buku ini mendorong saya untuk secara intens dan aktif menafsirkan setiap makna di dalamnya, memicu eksplorasi pikiran yang dalam dan personal. Intinya, karya ini adalah ledakan ekspresif dari gejolak hati si penulis yang digabungkan apik dengan isu- isu sosial yang nyata. Puisinya penuh fragmen metaforis yang memang disengaja, tujuannya yaitu, mendorong kita untuk aktif menafsirkan sendiri isinya. Jadi, ini bukan hanya sekadar dibaca, tetapi saya sebagai pembaca diajak total untuk menggali, mengekstrak, dan menyerap inti serta makna terdalam dari setiap puisinya.

Salah satu alasan utama mengapa saya jatuh hati dengan karya ini adalah cara penulis memakai beragam metafora. Salah satu pengimplementasian metafora yang saya suka terdapat pada karya yang berjudul

”kupesan satu mesiu” pada bait yang berbunyi ”Bedebah! Betapa lancing kau culik jantungku tengok, getarnya seperti serdadu di front terdepan”.  Penulis sangat totalitas merangkai visual dan citraan tersebut, otomatis kita jadi tertantang untuk berfikir lebih keras saat membaca setiap baitnya. Setiap metafora yang disajikan terasa begitu mendalam dan multi-dimensi. Keanekaragaman metafora ini menjadi jembatan yang menyambungkan semua curhatan hati penulis ke isu sosial yang lagi ia bahas. Maka dari itu, kita tidak hanya sekadar melihat  diksi yang indah, tapi juga diajak bedah dan menyelami inti puisinya. Pengalaman ini sungguh memperkaya wawasan kita. Jadi, buku ini kompleks, kaya pengalaman, dan pasti membuat kita merenung terus menerus.

Gaya menulisnya yang reflektif dan naratif itu juga sangat memikat saya dan membuat pengalaman membaca buku ini menjadi lebih ngena dan mantap dalam menyampaikan makna. contoh pekatnya, Terdapat pada diksi yang berjudul “jejak terminal” yang berbunyi “Baginya, persahabatan seperti layaknya terminal. Tempat orang datang dan pergi lalu-lalang begitu saja tanpa kesan untuk di jejaki”. Penulis sangat mahir jua dalam menyajikan potongan-potongan kisah hidup sehari-hari, terus diolah menjadi renungan filosofis yang bikin mikir. Pendekatan unik seperti ini sangat sukses dalam menyajikan makna-makna yang awalnya terkesan abstrak dan akhirnya menjadi hal yang bisa kita resapi secara mendalam dan subjektif. Hal Ini yang membuat bukunya spesial dan tidak gampang dilupakan. 

Kelebihan Buku 

Selain isinya yang dalam, buku ini plus banget karena bisa menambah wawasan kita tentang kosa kata- kosa kata yang unik seperti, sekam, cakrawala, mandek DLL. Penulis sangat mahir memakai diksi-diksi unik yang fresh, kadang malah terasa "nyeleneh" dan jarang kita dengar di obrolan biasa, contoh diksi- diksi yang unik dan menurut saya tergolong “nyeleneh” terdapat pada diksi yang berjudul “Boleh kupinjam bola matamu?” berdasarkan larik yang berbunyi “Boleh kupinjam bola matamu?”, larik dari puisi ini sangat menggambarkan sikap penulisan yang tidak umum.  Jadi, membaca buku ini bukan cuma menambah kata biasa, tapi kita  dapat bonus upgrade bahasa yang berbobot dan terasa sastra. Efeknya? Wawasan kita tentang kosa kata-kosa kata untuk berbicara dan menulis sangat bertambah.

Kekurangan Buku

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Redaksi Prokal

Tags

Rekomendasi

Terkini

Resensi Buku Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan

Senin, 24 November 2025 | 14:32 WIB
X