ikn

IKN Dorong Pertumbuhan Kredit Kaltim 2022 hingga 33,71%

Jumat, 9 Mei 2025 | 10:35 WIB
Meski tersendat pembangunan IKN terus berlangsung. Namun kini muncul keluhan keberadaan tikus yang mengganggu kenyamanan ketika berkunjung ke IKN. (FOTO: IST)

Berdasarkan data perkembangan kredit beberapa tahun terakhir. Tercatat bahwa pada triwulan III 2022 pertumbuhan kredit di Kaltim mencapai 33,71 persen secara year on year (yoy). Momentum itu tak lain dipicu oleh dimulainya pembangunan tahap pertama proyek mercusuar nasional tersebut. Sayangnya, euforia itu kini mulai mereda.

Setelah mencicipi puncak manis, tren pertumbuhan kredit Kaltim justru menunjukkan penurunan. Hal tersebut mengindikasikan adanya tantangan yang perlu segera diatasi agar momentum pertumbuhan kredit yang stabil dan berkelanjutan dapat terus terjaga.

Lebih jauh menelisik komposisi penyaluran kredit, sektor pertambangan masih menjadi primadona dengan pangsa mencapai 21,53 persen. Kondisi itu bak dua sisi mata uang.

“Kondisi ini mencerminkan struktur ekonomi Kaltim yang masih sangat bergantung pada industri ekstraktif, terutama sektor pertambangan. Ketergantungan ini membawa risiko tersendiri, terutama terkait fluktuasi harga komoditas global, kebijakan lingkungan, serta upaya transisi energi yang semakin gencar di tingkat nasional maupun internasional,” beber Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim Budi Widihartanto.

Baca Juga: BPS Kalbar: Angkatan Kerja Februari 2025 Capai 2,91 Juta, TPAK Justru Turun

Disebutkan jika keberlanjutan pertumbuhan kredit di Kaltim dalam jangka panjang akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah untuk melakukan diversifikasi ekonomi. Investasi di sektor-sektor potensial lainnya menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada "emas hitam".

Dari peta geografis penyaluran kredit, Balikpapan dan Samarinda masih menjadi pusat perhatian. Kedua kota itu menyerap porsi kredit terbesar, masing-masing 26,55 persen dan 19,06 persen.

“Hal ini wajar meningat kedua kota tersebut memiliki ekosistem industri yang lebih mapan, tingkat urbanisasi yang tinggi. Serta akses yang lebih mudah terhadap layanan perbankan dan keuangan,” lanjutnya.

Namun, bukan berarti potensi di daerah lain di Kaltim tertutup rapat. Justru sebaliknya, peluang untuk memperluas jangkauan pembiayaan ke wilayah-wilayah dengan potensi ekonomi yang belum sepenuhnya tergali sangat terbuka lebar.

“Sehingga dapat mendorong distribusi kredit yang lebih merata, guna mendukung inklusi ekonomi dan menciptakan pemerataan pembangunan,” tegas Budi.

Diversifikasi ekonomi yang terarah, perluasan jangkauan pembiayaan ke daerah potensial, serta pengelolaan risiko sektor pertambangan yang cermat menjadi beberapa agenda penting yang perlu segera direalisasikan. Jika tidak, laju pertumbuhan kredit Kaltim bisa saja kian melambat dan kehilangan daya dobraknya di tengah ingar bingar pembangunan IKN. (ndu)

Terkini