SEPAKU – Pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin menunjukkan kemajuan signifikan. Otorita IKN resmi menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan 16 tenant dari berbagai sektor, mulai dari ritel, perbankan, kuliner, hingga layanan gaya hidup dan kebersihan.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa hadirnya tenant-tenant ini menjadi bagian dari penguatan ekosistem layanan publik dan ekonomi di kawasan tersebut.
“Di IKN nanti sudah ada Indomaret, Excelso, Che’s Coffee, Waroeng Podjok, Waroeng Nusantara, D’Penyetz & D’Cendol, hingga restoran Jepang dan Eropa Tomodachi,” kata Basuki, Rabu (11/6), dalam acara penandatanganan di teras Balai Kota Nusantara.
Beberapa fasilitas lain yang juga akan tersedia di KIPP antara lain toko roti Brad Bakeshop, mesin penjual Coca Cola, ATM BRI dan Danamon, BNI Banking Cafe, Livin Lounge Bank Mandiri, layanan laundry Fresh Laundry, potong rambut Boss Barbershop, dan layanan kecantikan Salon Mei-Mei.
“Bahkan, di sebelah kanan Kantor Otorita sedang dibangun Rumah Makan Sederhana,” tambahnya.
Basuki menegaskan bahwa kehadiran para tenant ini merupakan indikator nyata terbentuknya ekosistem ekonomi IKN yang mulai hidup dan mendapat dukungan aktif dari sektor swasta. Menurutnya, hal ini mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap masa depan IKN sebagai kota baru yang modern dan produktif.
Senada dengan itu, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Danis H. Sumadilaga, menyatakan bahwa pembangunan IKN tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga menciptakan lingkungan perkotaan yang layak huni.
“Dengan semakin banyak pelaku usaha bergabung, OIKN berkomitmen menjadikan IKN sebagai kota masa depan, bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga pusat ekonomi baru yang berdaya saing global,” ujar Danis. Sebagai informasi tambahan, penandatanganan kerja sama ini juga dibarengi dengan kontrak tujuh paket pekerjaan fisik peningkatan jalan sepanjang 12,2 kilometer di KIPP senilai Rp3,04 triliun, serta dua paket pengawasan proyek senilai Rp24,5 miliar.(*)