ikn

BRIN dan Otorita IKN Tegaskan Tak Ada Masalah Ketersediaan Air di Ibu Kota Nusantara

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 18:52 WIB
Pertemuan antara Otorita IKN dan BRIN berlangsung di Balai Kota Nusantara, Rabu (15/10/2025)

PROKAL.CO, NUSANTARA — Ketersediaan air menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota layak huni dan berkelanjutan. Otorita IKN bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi melakukan kajian terpadu yang mencakup pemetaan sumber daya air, penamaan geografis (toponimi), serta pengembangan sistem peringatan dini sosial di kawasan inti pemerintahan.

Pertemuan antara Otorita IKN dan BRIN berlangsung di Balai Kota Nusantara, Rabu (15/10/2025). Dalam kesempatan itu, tujuh peneliti lintas bidang dari BRIN memaparkan rencana pengembangan Social Early Warning System (SEWS) untuk mendeteksi potensi konflik sosial, sekaligus menyusun peta toponimi bagi berbagai infrastruktur di IKN, seperti jalan, embung, dan gedung pemerintahan.

Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menyebut, kerja sama ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat fondasi tata ruang dan tata sosial IKN menuju Ibu Kota Politik Indonesia pada 2028.

“Kajian ini tidak boleh berhenti pada penamaan semata. Setiap kawasan di Nusantara harus memiliki identitas dan nilai guna, baik dari sisi sosial, budaya, maupun fungsional. Kami ingin hasilnya benar-benar dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan kota yang nyaman dan layak huni,” ujar Basuki.

Ia menargetkan, hasil kajian dapat rampung sebelum akhir 2027 agar hasilnya dapat terintegrasi dalam rencana pembangunan jangka menengah Otorita IKN.

Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, rombongan BRIN meninjau sejumlah infrastruktur penting, seperti Bendungan Sepaku Semoi, embung-embung di kawasan inti, serta Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggai. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan sistem sumber daya air yang menjadi penopang kehidupan warga Nusantara.

Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Prof. M. Rokhis Khomarudin, menjelaskan bahwa sebagian besar riset air sebelumnya masih berbasis citra satelit. Dengan pengamatan langsung di lapangan, BRIN kini dapat memastikan kondisi riil dan memverifikasi data sebelumnya.

“Prinsipnya, garbage in, garbage out. Jika data yang masuk tidak akurat, hasil risetnya pun tidak berkualitas. Karena itu, observasi langsung di lapangan penting untuk mendapatkan hasil yang benar-benar menggambarkan kondisi aktual IKN,” ujarnya.

Rokhis menilai infrastruktur air di IKN telah berfungsi dengan baik. Hingga kini terdapat 54 embung yang dibangun dan difungsikan tidak hanya sebagai penampung air baku, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi hijau di sekitar kawasan.

“Embung dan danau di IKN punya peran ganda. Selain menjaga ketersediaan air baku, kawasan di sekitarnya juga ditanami kopi liberika yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” kata Rokhis.

Tidak Ada Isu Kekurangan Air di IKN

Kepala OIKN Bidang Komunikasi Publik, Troy Pantouw, menegaskan bahwa hasil peninjauan langsung oleh Kepala BRIN dan tujuh peneliti di lapangan telah membuktikan bahwa isu mengenai ketersediaan air di IKN tidak berdasar.

“Kepala BRIN dan para peneliti sudah melihat langsung kondisi lapangan, mulai dari bendungan hingga embung-embung. Mereka membuktikan tidak ada isu ketersediaan air di IKN. Semua infrastruktur air berjalan sesuai perencanaan dan memadai untuk kebutuhan kawasan,” ujar Troy.

Ia menambahkan, kolaborasi dengan BRIN juga menjadi bukti bahwa setiap pembangunan di IKN didasarkan pada kajian ilmiah dan data yang terverifikasi.

Halaman:

Terkini