PROKAL.CO- Di tengah duka akibat serangan teror di Pantai Bondi pada 14 Desember 2025, muncul kisah heroik Ahmed Al Ahmed, seorang Warga Negara Australia keturunan Lebanon, yang aksinya berhasil melumpuhkan salah satu penembak dan menyelamatkan banyak nyawa. Tindakan berani Ahmed ini menuai pujian luas dari para pemimpin negara hingga masyarakat internasional.
Ahmed Al Ahmed (43 tahun), seorang pemilik toko buah dan ayah dua anak, berada di Bondi Beach saat perayaan Hanukkah berlangsung ketika dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah kerumunan.
Baca Juga: Penembakan di Australia, Terduga Pelaku Ayah dan Anak dan Disebut Mantan Tentara Israel
Video yang viral menunjukkan momen menegangkan ketika Ahmed Al Ahmed mendekati salah satu penyerang, yang diidentifikasi sebagai Sajid Akram (50 tahun), dengan cara mengendap-endap di balik mobil yang diparkir.
Meskipun tanpa pengalaman menggunakan senjata api, Ahmed nekat bergulat dengan penyerang pertama. Ia berhasil merebut senapan dari tangan Sajid Akram dan melucuti senjata penyerang tersebut.
Setelah senjatanya dilucuti, Sajid Akram melarikan diri ke arah jembatan tempat penyerang kedua berada. Sayangnya, saat pergulatan berlangsung, Ahmed ditembak dua kali oleh penembak kedua, mengenai lengan dan tangannya.
Ia segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi dan dilaporkan berada dalam kondisi stabil. Tindakan spontan dan tanpa pamrih Ahmed Al Ahmed mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dan Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, kompak menyebut Ahmed sebagai "pahlawan sejati" yang keberaniannya telah mengubah jalannya tragedi.
Banyak warganet di media sosial mengusulkan agar Ahmed dinobatkan sebagai "Australian of the Year" (Warga Australia Terbaik Tahun Ini).
Seorang miliarder, Bill Ackman, bahkan mendonasikan sejumlah besar uang untuk penggalangan dana bagi Ahmed Al Ahmed sebagai bentuk penghormatan atas keberaniannya. Kisah Ahmed Al Ahmed menjadi simbol harapan dan keberanian sipil yang luar biasa di tengah serangan teror yang mengguncang Australia.(*)