• Senin, 22 Desember 2025

DLH Kutim Usulkan Pengadaan Bulldozer untuk Urai Sampah di TPA

Photo Author
- Senin, 24 April 2023 | 14:45 WIB

SANGATTA - Hingga saat ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batuta dengan luasan lahan 7 hektare, mulai kelebihan kapasitas. Tak jarang, bau menyengat mulai dirasakan pengendara yang melintas di kawasan tersebut. 

Bagaimana tidak, setiap harinya sampah yang masuk ke TPA Batuta mencapai 70 ton. Bahkan petugas kerap kali kewalahan. Terutama saat hari raya. Dimana, sampah-sampah yang dihasilkan dari masyarakat Sangatta itu bisa lebih banyak dari biasanya. 

Segala upaya dilakukan. Jika sebelumnya overload sulit ditangani bahkan sampai membludak, kini, sampah tidak lagi menumpuk di tepi jalan poros Sangatta-Bengalon dan sudah berhasil masuk semua ke dalam wilayah TPA. 

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim Armin Nazar menyebut beberapa upaya terus digenjot. Salah satunya dengan menyediakan moda alat berat baru. 

“Sampahnya sudah berhasil didorong ke dalam menggunakan excavator baru. Tapi truk tidak berani masuk ke dumping area, karena takut amblas. Terpaksa sampah yang dibawa diletakkan agak ke dekat jalan masuk,” tuturnya. 

Dia mengusulkan anggaran ke depan untuk pengadaan bulldozer. Kata dia, bulldozer tersebut yang akan mendorong sampah agar jalan dumping area tidak lagi tertutup.

"Apa lagi waktu excavator rusak, petugas kebersihan sangat kesulitan melakukan perapian di TPA. Tapi Alhamdulillah, tahun lalu sudah ada pengadaan dua excavator baru," tutur ia. 

Selain membutuhkan bulldozer, pihaknya juga membutuhkan excavator ukuran kecil yang bertugas khusus mengangkut tanah ke dump truk untuk menimbun. Sebab, pihaknya ini menggunakan metode sanitary landfill atau metode pengelolaan sampah modern dan efektif digunakan di TPA.

“Makanya kami mencari tenaga teknis yang bisa memanfaatkan pipanisasi metan untuk menangkap gas metan. Kan di sampah itu ada gas metan yang harus ditangkap lebih dulu. Kalau langsung ditimbun, khawatirnya meledak seperti yang terjadi di Bantar Gebang (Bekasi, Jawa Barat),” sebutnya.

Dia juga berharap, tahun depan sudah bisa direalisasikan. Terlebih, tempat pengolahan air lindi dari sampah sekarang dalam kondisi rusak. Untuk mencapai itu, diperlukan anggaran yang besar sesuai dengan Detail Engineering Design (DED).

“Bisa dipenuhi bertahap, yang saya utamakan bulldozer untuk di TPA. Kalau hanya mengandalkan excavator tanpa dukungan bulldozer untuk mendorong, maka ongkos akan sangat besar,” tandasnya. (Adv/*/la)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X