BALIKPAPAN-Bappeda Litbang Kota Balikpapan tengah menyiapkan skema baru untuk pembiayaan guna menunjang kapasitas dan identifikasi rencana proyek. Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) tengah dijajaki.
Dan dalam rangka merealisasikan rencana pelaksanaan KPBU tersebut, maka Bapeda Litbang melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas dan identifikasi rencana proyek KPBU, di Aula Bappeda Litbang, beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari Divisi Capacity Building PT Sarana Multi Infrastruktur (MSI) yang merupakan BUMN di bawah Kementerian Keuangan.
Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur dan Perekonomian Bappeda Litbang Kota Balikpapan, Muhammad Ali Ichwani mengatakan, pihaknya tengah melakukan pemetaan terkait investasi atau apa saja yang bisa dikerjakan melalui skema KPBU ini. “ Sejatinya KPBU ini sebenarnya sudah dilakukan juga oleh kementerian maupun daerah-daerah lain,” ujarnya.
Namun, saat ini pihaknya baru akan mencoba. Karena memang opsi ini salah satu pengembangan dan opsi untuk meningkatkan pembangunan. Serta dalam melakukan pemeliharaan bisa bersama.
Sementara terkait investasi, Balikpapan merupakan kota yang perekonomiannya di support oleh investasi. Misalnya keberadaan RDMP maupun KIK. Nah, infrastruktur ini adalah salah satu bentuk investasi melalui KPBU di kota Balikpapan.
“Walaupun masih awal dan akan dilakukan skrining kembali. Apakah sesuai dengan prioritas Balikpapan, prioritas wali kota. Apakah kajiannya sudah ada. Jika belum maka dilakukan kajian dahulu,” paparnya.
Pihaknya melakukan skrining awal terkait proyek apa yang paling memungkinkan menggunakan pembiayaan secara KPBU. Sejauh ini, ada dua yang paling memungkinkan, yakni infrastruktur air minum dan persampahan.
Untuk air minum, Balikpapan memang memiliki keterbatasan air minum. Untuk membangum Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) membutuhkan anggaran yang cukup besar, bahkan hingga lebih Rp1 triliun. Sehingga pemerintah kerap mengalami kesulitan diinvestasi awal.
“Kalau menggunakan APBD bisa multiyears. Sementara kalau investasi awal oleh swasta, kita dapat bekerjasama,” jelasnya.
Sementara untuk persampahan, diantaranya berkaitan dengan rencana kedepannya. Ketika kota Balikpapan tidak lagi dilakukan pengembangan lahan.
“TPA kita yang sudah bagus, harus dipertahankan pelayanannya. Tinggi maksimalnya misalnya, harus dipertahankan. Jangan sampai ada kejadian ditutup ataupun meledak seperti daerah lain,” tukasnya.
Apalagi dengan adanya IKN, potensi volume sampah bertambah. Pemerintah kota Balikpapan harus siap. Menurutnya karena ini berkaitan dengan teknologi, maka dipastikan swasta lebih memiliki kompetensi di bidang tersebut.
Pada skrining awal ini terlihat dua hal tersebut yang paling memenuhi untuk menggunakan skema pembiayaan KPBU. Namun begitu Bapeda Litbang kota Balikpapan masih akan menyaring dari organisasi perangkat daerah. (aji/pro)