BALIKPAPAN-Penanganan banjir masih menjadi pekerjaan rumah terbesar Pemkot Balikpapan. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal, menjadi salah satu biang banjir kala musim hujan tiba.
Untuk mengatasi banjir di sepanjang kawasan DAS Ampal, Pemkot Balikpapan menggelontorkan anggaran hingga Rp 136 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk perbaikan saluran air di sejumlah titik. Tak hanya itu, Pemkot Balikpapan melalui Dinas Pekerjaan Umum juga tengah membangun rumah pompa di kawasan hilir Sungai Ampal, tepatnya di samping Hotel Zurich, Jalan Jenderal Sudirman.
Kabid SDA dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, Jen Supriyanto mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,5 miliar untuk pembangunan rumah pompa dan Rp 17 miliar untuk empat unit pompa.
Dia meneruskan, rumah pompa merupakan salah satu infrastruktur pengendalian genangan yang dibutuhkan. Fungsinya untuk mempercepat pembuangan limpahan air dari saluran kecil menuju saluran utama. Sehingga daya tampung air di saluran sekunder tetap terjaga. "Nantinya di rumah pompa tersebut terdapat enam pintu air dengan empat pompa, kata dia, Rabu (25/10).
Jen menjelaskan, pintu rumah pompa akan ditutup jika terjadi banjir. Kemudian pompa air akan dinyalakan, hal ini dilakukan untuk mempercepat air mengalir, sehingga banjir di bagian hulu lebih cepat surut.
Saat ini empat unit mesin pompa yang dipesan masih proses pengiriman. Sedangkan untuk pengerjaan fisik pembangunan rumah pompa sudah mulai berjalan. Dia menargetkan, pembangunan rumah pompa dapat tuntas pada Desember 2023 ini. "Kami berharap dengan adanya rumah pompa ini permasalahan banjir Balikpapan dapat di minimalisasi," ucapnya.
Selain pengadaan mesin pompa, Pemkot juga akan merealisasikan pembebasan lahan guna pelebaran aliran Sungai Ampal. “Kalau tidak salah dananya sudah ada kok, kemarin kita tidak bisa berbicara banyak karena persoalan covid-19 uangnya gak ada,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, fungsi lain daripada pompa mobile. Ia berujar alat tersebut juga bisa digunakan untuk menyedot lumpur yang ada di bozem, seperti di Tugu Adipura maupun Balikpapan Baru. “Ada juga di depan Gunung Bahagia, bahkan disaluran-suluran kita yang banyak buntunya,” katanya. (hul/adv/pro)