BIATAN - Bupati Berau, Sri Juniarsih mengunjungiKampung Karangan, Biatan. Pada kesempatan itu dia menegaskan pengelolaan kampung harus dilakukan dengan maksimal. Apalagi, masih terdapat kampung berkembang di Kecamatan Biatan.
Usai Pilkakam Serentak beberapa waktu lalu yang melahirkan pemimpin muda di kampung-kampung, ia menyebut itu menjadi energi baru untuk melanjutkan semangat memajukan wilayah masing-masing. Sehingga jajaran pemerintahan di tingkat Kecamatan dan kampung harus bekerja lebih keras.
“Kerja lebih maksimal lagi, begitu pun kepada seniornya untuk bisa mendampingi Kampung Biatan bisa berkembang dan semakin maju,” terang Sri.
Selain itu, dirinya mendorong pemerintah kampung untuk lebih sensitif dalam melirik potensi wisata yang ada di setiap kampung. Harapannya, ketika sudah terdata dan dipetakan, maka ke depan bisa dikelola dengan maksimal.
“Kampung lainnya supaya dapat semaksimal mungkin mengembangkan potensi kampung dan alam yang ada di Biatan,” ujarnya.
Memaksimalkan potensi yang ada di kampung itu, dalam garis besar tujuannya untuk memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya wisata saja, Bupati meminta juga melirik potensi lainnya seperti perkebunan dan kehutanan.
“Tujuannya tentu untuk kesejahteraan masyarakat dan kampung, kampung karangan punya potensi luar biasa, seperti sektor perkebunan, kehutanan, perikanan dan hutan mangrove,” terangnya.
Kepala kampung di Kecamatan Biatan diminta proaktif untuk mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya. Selain dituntut kreatif, bentuk proaktifnya adalah dengan secara serius melakukan konsultasi untuk mengembangkan potensi yang ada.
“Jadi silakan kakam yang ada di Berau ini ketika lihat potensi, silakan komunikasi dengan kepala dinas, apa saja yang perlu dikembangkan apa yang perlu didorong,” tuturnya.
Sehingga, Pemerintah Kampung tidak mengandalkan Alokasi Dana Kampung (ADK) dan Dana Desa (DD) saja, tetapi kita bisa mengubah potensi kampung jadi satu kebanggaan dan meningkatkan kehidupan masyarakat.
“Ini yang saya harapkan, supaya melihat lebih dalam potensi masing-masing kampung, bagaimana BUMK ini bisa memberikan arti yang positif bagi masyarakat kampung,” ujarnya.
Tentu hal itu membutuhkan koordinasi dan masukan dari dinas terkait untuk meningkatkan potensi kampung yang ada. Jika dibiarkan, dirinya khawatir nantinya masyarakat kampung hanya menonton.
“Jangan nanti kita abai, justru orang luar yang kelola, kita hanya menonton,” pungkasnya.(sen/arp/adv)