TANJUNG REDEB – Bertepatan pada hari pergantian tahun, seleksi Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Segah telah berakhir. Bupati Berau Muharram memilih Saipul Rahman sebagai pimpinan definitif menggantikan Adief Mulyadi yang diberhentikan pertengahan tahun lalu.
Penetapan itu dituangkan melalui surat nomor 500/270-EK.III/2018 yang ditandatangani Wakil Bupati Berau Agus Tantomo pada 31 Desember 2018.
Pilihan bupati pun menimbulkan tanda tanya. Sebab Saipul diketahui tidak memiliki latar belakang keahlian yang berkaitan dengan PDAM. Namun Muharram menjelaskan bahwa pemilihan berdasarkan rekomendasi tim penilai.
Apalagi berdasarkan hasil penilaian, Saipul dinyatakan lolos dari sebuah pelatihan manajemen air. “Yang jelas, yang bersangkutan memenuhi syarat untuk menjadi direktur PDAM dan itu juga merupakan rekomendasi tim penilai,” jelasnya diwawancara Berau Post kemarin (2/1).
Ditegaskannya, seorang Direktur PDAM tidak mesti harus orang yang mengetahui atau paham teknis terhadap pengoperasian dan pengolahan air bersih. Yang terpenting memiliki kemampuan manajerial yang baik.
“Saya menilai Saipul memiliki itu. Direktur tidak perlu memiliki kemampuan teknis, itu bisa di-handle oleh seorang kepala bagian maupun kepala seksi yang selama ini memang sudah berpengalaman,” bebernya.
Saipul yang turut diwawancara kemarin, mengakui kalau dirinya memang tidak memiliki latar belakang mengurus perusahaan air minum. Namun dirinya tidak minder ketika mendapatkan kepercayaan tersebut. Apalagi diterangkannya, untuk level seorang direktur, lebih kepada sebuah kebijakan. “Untuk hal teknis di PDAM sudah bagus, kinerjanya sudah sehat dan di kementerian PU juga mendapatkan poin berkinerja tinggi. Yang perlu dibenahi di sini hanya di internalnya saja,” katanya.
Seperti yang disampaikannya kepada bupati dan wakil bupati saat melakukan tes terakhir, ada delapan hal yang akan ditanamkannya pada jajaran PDAM Tirta Segah, yakni integritas tanpa batas; bekerja dengan hati; berorientasi kepada pelanggan dengan menanamkan pengertian bahwa pelanggan adalah raja; menghargai perbedaan antara rekan kerja; bekerja sama dengan baik dengan seluruh tim di internal perusahaan; berkolaborasi dengan pihak di luar manajemen PDAM; bekerja nyata dan berkelanjutan; hingga bekerja kreatif dan inovatif.
“Kami juga akan bekerja untuk mendukung program pemerintah kabupaten. Kalau pemerintah kabupaten mendukung pariwisata, ya kami juga harus seperti itu. Kami akan berupaya memenuhi kebutuhan air bersih di tempat-tempat wisata untuk mendukung kenyamanan wisatawan,” ujarnya.
Ditambahkannya, dalam mengikuti seleksi tersebut hal yang paling memotivasinya ialah ketika dirinya kecil tinggal di dekat intake PDAM. Namun baru bisa merasakan pelayanan mendapatkan air PDAM saat dirinya menempuh pendidikan tingkat magister.
“Saya harap itu tidak terjadi di Berau, yang ada harusnya kita bisa lebih sejahtera dari daerah lain. Saya juga sempat berpikiran untuk mengembangkan PDAM di Berau seperti di daerah lain. Contohnya Malang yang punya 150 titik air keran yang bisa langsung dinikmati masyarakat. Tapi saya belum bisa janjikan ke pak bupati seperti itu, karena saya belum lihat kondisi di lapangan. Saya akan pelajari lebih dulu,” pungkasnya. (sam/udi)