TANJUNG REDEB - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Berau, Fika Yuliana targetkan 2019 Berau bebas terhadap aksi kekerasan terhadap anak.
Fokus utama untuk melindungi anak disebutkannya karena anak merupakan aset sangat berharga dalam sebuah bangsa. Apalagi diingatkannya, aksi tersebut sama seja dengan melanggar aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
Karenanya, untuk mewujudkan hal itu dijelaskannya perlu adanya dukungan seluruh pihak tidak hanya dari institusi pemerintahan tapi juga seluruh masyarakat untuk saling mengingatkan akan hal tersebut.
“Perlu diketahui anak itu aset berharga, jangan sampai ada anak kita yang mengalami kekerasan apalagi sapai menimbulkan kecatatan secara fisik atau trauma yang dapat memengaruhi anak saat dewasa,” katanya belum lama ini.
Namun disebutkan Fika –sapaannya, jika memang masih ada tindak kekerasan yang terjadi masyarakat tidak ragu untuk melaporkan hal tersebut kepada pihaknya. Dengan adanya pelaporan kepada pihaknya, tentu akan ada sikap yang pihaknya ambil bukan hanya terhadap pelaku tapi juga kepada korban.
Selama ini disebutkan wanita berhijab itu, walau pihaknya cukup gencar mencari setiap kasus kekerasan terhadap anak, namun diakuinya masih banyak juga yang terjadi di luar pegetahuan pihaknya dan baru diketahui beberapa waktu setelahnya.
“Padahal ketika ada laporan tentu akan kami tindaklanjuti, karena kami juga selalu berkoordinasi dengan aparat kepolisian sehingga pelaku akan diproses sebagaimana hukum yang ada, sedangkan korban akan kita bina jangan sampai mereka trauma,” jelasnya. (sam)