TANJUNG REDEB – Meski saat ini stok beras terbilang aman di Bumi Batiwakkal -sebutan Kabupaten Berau, tidak memengaruhi harganya lebih murah.
Menurut pantauan Berau Post, di Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) banyak pedagang mengaku harga beras saat ini justru mengalami kenaikan.
Seperti yang dijelaskan salah satu pedagang sembako di Pasar SAD, Hariyati, harga beras melonjak naik sejak akhir November lalu. Dimana, untuk harga beras per karung ukuran 25 kilogram yang biasanya dijual Rp 315 ribu kini menjadi Rp 350 ribu.
“Memang ada kenaikan sejak beberapa bulan lalu, mungkin imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) juga,” ujarnya kepada Berau Post, kemarin (14/12).
Dengan adanya kenaikan karungan, menurutnya selaras dengan harga eceran. Dimana, harga sebelumnya Rp 12 ribu per kilogram kini naik dua ribu menjadi Rp 14 ribu per kilogram.
Sejak harga jual beras melonjak, tak jarang dia menerima banyak keluhan dari pembeli. “Keluhan ada saja, ada yang bilang kenapa naik, kenapa kok mahal tapi kata kami bukan kami yang menaikkan, itu dari sananya (agen, red),” ungkapnya.
Diakuinya, untuk stok beras menurutnya tidak ada kekurangan bahkan terbilang melimpah. Akan tetapi memang menurutnya kenaikan tersebut terjadi bukan hanya di wilayah Berau saja, melainkan secara nasional.
“Biasanya harga naik itu karena stok kosong, tetapi ini stok beras aman tetapi harganya naik. Kemungkinan memang karena BBM itu juga yang berimbas ke sembako,” ungkapnya lagi.
Dengan adanya hal ini dirinya juga tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, adanya kenaikan itu juga bukan menjadi wewenangnya. “Kita hanya penjual, jika memang harga dari sananya (agen, red) naik, maka mau tidak mau kita juga ikut naik,” tandasnya.
Sementara salah satu pembeli, Marlina mengaku, meski harga beras dia tetap harus membelinya, karena beras adalah makanan pokok yang memang harus ada untuk kehidupan sehari-hari.
“Sebagai warga pasti mengeluh, apalagi hampir semua kebutuhan pokok ada yang naik, paling tidak kita harus hemat untuk menyiasatinya. Apagi beras yang menjadi makanan pokok,” tegasnya.
Sehingga untuk menekan terjadinya kenaikan tersebut, menurutnya harus ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten dengan melaksanakan pasar murah dan sejenisnya sehingga masyarakat tidak semakin terbebani. “Atau bisa mencari solusi juga sehingga sembako yang menjadi makanan pokok tidak mengalami kenaikan yang siginifikan,” tandasnya. (aky/sam)