• Senin, 22 Desember 2025

Prihatin Pustakawan Terakreditasi Masih Minim

Photo Author
- Senin, 12 Juni 2023 | 00:39 WIB
M Icshan Rapi
M Icshan Rapi

TANJUNG REDEB - Anggota Komisi III DPRD Berau, M Icshan Rapi mendorong pemerintah daerah memberikan dukungan yang masif terkait perkembangan literasi di Kabupaten Berau. 

Menurutnya, kemampuan literasi merupakan upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang baik. Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Daeng Iccang tersebut menyambut baik apabila ada kegiatan literasi yang digelar. 

"Kenapa pentingnya literasi, karena kebodohan itu banyak memakan korban, kita harus banyak membaca mau itu yang fisik atau berbentuk buku-buku digital," ujarnya kepada Berau Post. 

Sejauh ini, ia mengaku prihatin apabila di Bumi Batiwakkal masih minim tenaga perpustakaan yang mempunyai akreditasi, termasuk perpustakaan yang sudah berjenjang nasional.

“Hal itu saya ketahui setelah mendengar pemaparan Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Indonesia (ATPUSI) Berau, Mariani saat festival literasi beberapa waktu lalu," ungkap pria yang juga Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Berau.

Diketahui dari ratusan sekolah yang ada di Berau, baru 17 sekolah yang mempunyai perpustakaan bertaraf nasional baik tingkat SD hingga SMA. Sementara untuk pustakawan yang terakreditasi cuma ada 30 orang. 

"Jadi untuk pustakawan ini memang diperlukan orang-orang yang profesional di bidangnya. Saya rasa untuk tenaga perpustakaan yang terakreditasi itu penting untuk ditingkatkan," ujarnya.

"Termasuk perpustakaan sekolah yang belum bertaraf nasional ini yang harus juga kita perhatikan, bagaimana langkahnya, paling tidak dengan menambah koleksi buku-buku baru dan terpopuler," tambahnya. 

Upaya tersebut kata Iccang tidak bisa berjalan mulus tanpa dukungan pula dengan minat oleh anak didik. Konsep perpustakaan harus sudah modern sehingga mengundang daya tarik para anak-anak. 

Ia menilai yang paling diperhatikan pertama, dimulai dari minat membaca anak-anak, dari minat pasti bakal jadi kegemaran selanjutnya menjadi kebiasaan dan terakhir budaya," terangnya.

"Jadi kita pancing dulu minatnya dengan edukasi yang bagus, ditambah fasilitas pendukung. Makanya perpustakaan juga harus bisa bertransformasi dengan lebih baik dan modern," tutupnya. (adm/arp)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X