TANJUNG REDEB - Fenomena El Nino di sejumlah daerah di Indonesia kian mengancam, untuk itu Kepala Dinas Kesehatan Berau Totoh Hermanto, mengimbau masyarakat bisa lebih cermat dalam menghadapi cuaca El Nino seperti saat ini.
Terutama anak-anak balita kemudian usia-usia rentan harus lebih melindungi diri dengan makanan yang bergizi dan juga banyak meminum air mineral agar tidak terdehidrasi.
Totoh juga mengimbau agar masyarakat bisa mengurangi aktivitas di luar rumah, yang bisa terpapar sinar matahari langsung. “Jadi mungkin ketika keluar rumah bisa menggunakan pakaian yang menutupi badan agar tidak langsung terpapar sinar matahari, mungkin seperti menggunakan penutup kepala,” ujarnya, (2/8).
Selain itu, masyarakat juga disarankannya bisa lebih sering lagi konsultasi kepada tenaga kesehatan yang ada di dekat tempat tinggalnya masing-masing, jadi jika terjadi sesuatu di tubuh bisa langsung segera ditangani lebih cepat, karena ditekankannya jika terjadi dehidrasi pada tubuh, bisa mengakibatkan risiko yang berbahaya bahkan kematian.
“Mungkin masyarakat bisa konsultasi ke puskesmas terdekat, jika mengalami hal sesuatu yang dirasakan tidak enak ketika selesai beraktivitas di luar rumah,” tutupnya.
Ancaman dampak El Nino ini juga penting untuk dihindari, hal itu menyusul adanya warga di Papua Tengah yang dikabarkan meninggal dunia karena mengalami kekeringan.
Dilansir dari Jawapos.com, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, mengatakan, terdapat enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan El Nino yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
“Di Kabupaten Puncak terjadi kekeringan, gagal panen, dan 6 warga meninggal di sana. Saya sudah koordinasi dengan Gubernur dan Bupati memang ada permasalahan supply,” kata Mendagri dalam Penyerahan Insentif Fiskal Kategori Kinerja Pengendalian Inflasi di Daerah, Senin (31/7).
Tito menjelaskan, pada dua minggu lalu pihaknya dan Presiden Joko Widodo telah melakukan rapat terbatas (ratas) untuk membahas antisipasi dan kesiapan dalam menghadapi ancaman fenomena iklim El Nino di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam rapat tersebut, kata Tito, Presiden Jokowi sudah memberi tugas khusus kepada dirinya untuk mengantisipasi dampak El Nino. Jokowi berpesan agar persoalan El Nino dibahas khusus dalam rapat koordinasi (rakor) tentang inflasi daerah.
“Dua minggu lalu ada rapat terbatas dengan bapak presiden khusus mengenai masalah dampak El Nino, khususnya terhadap ketahanan pangan dan saya mendapat arahan dari pak presiden langsung,” jelasnya.
Dalam hal ini Tito menegaskan bahwa siklus El Nino menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan nasional, karena menyebabkan beberapa daerah penghasil komoditas pertanian mengalami kekeringan dan gagal panen.
Dengan adanya kejadian itu, Tito telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, tokoh-tokoh gereja dan tokoh masyarakat untuk menjamin pasokan pangan dan kebutuhan lainnya tetap terjaga.
“Saat ini, pasokan sudah bisa masuk dan permasalahan ketahanan pangannya sudah bisa diatasi,” tandasnya. (adm/sam)