• Senin, 22 Desember 2025

Kenali Sejarah Pembentukan PWI hingga Digitalisasi Arsip Koran dan Majalah

Photo Author
- Kamis, 12 Oktober 2023 | 13:33 WIB
KUNJUNGI PELOPOR PWI: Sebanyak 45 orang yang masuk dalam rombongan Kunjungan Jurnalistik Kabupaten Berau 2023 turut mendatangi Monumen Pers Nasional yang memiliki sejarah panjang pada pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
KUNJUNGI PELOPOR PWI: Sebanyak 45 orang yang masuk dalam rombongan Kunjungan Jurnalistik Kabupaten Berau 2023 turut mendatangi Monumen Pers Nasional yang memiliki sejarah panjang pada pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

SURAKARTA - Gedung Sicieteit Sasana Soeka atau kini dikenal sebagai Monumen Pers Nasional merupakan gedung yang memiliki ikatan sejarah panjang dengan pembentukan salah satu induk organisasi wartawan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Gedung yang terletak di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari, Surakarta (Solo), Jawa Tengah itu, memiliki nuansa khas begitu kita mendatanginya.

Yang mencolok adalah posisinya yang terletak di sudut simpang empat, dan terdapat patung empat naga yang akan menyambut pengunjung kala datang.

Hal itu juga yang dirasakan oleh rombongan Kunjungan Jurnalistik Kabupaten Berau 2023 ke Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Pada kunjungan pertama yang dilaksanakan pada Rabu (11/10) itu, rombongan langsung disambut oleh jajaran Pegawai Monumen Pers Nasional dan Jajaran Pengurus PWI Surakarta.

Selepas disambut, rombongan langsung diarahkan untuk memasuki Ruang Audio Visual yang terletak di sisi kanan dari pintu masuk. Nuansa bangunan lama masih terlihat dari ornamen kusen dan pemilihan relief bangunan. Rombongan dibawa masuk kembali menyusuri sejarah melalui tayangan profil sejarahnya.

Satu yang menarik adalah upaya digitalisasi arsip yang mencapai lebih dari 350.000 judul. Upaya itu merupakan buah kerja keras tim Monumen Pers Nasional yang setiap harinya mengumpulkan berbagai loran dan majalah untuk didigitalisasi sejak 2010 silam.

Pranata Humas Monumen Pers Nasional, Arnain Dian, menuturkan, perjuangan digitalisasi menggunakan scan manual. Namun, kesulitan muncul kala harus melalukan scan pada arsip koran kuno yang umumnya berukuran besar lebih dari ukuran A4.

“Di situ muncul masalahnya, koran kuno punya ukuran yang besar sehingga kami perlu putar otak untuk melakukan digitalisasi,” jelasnya saat ditemui usai mendampingi rombongan di selasar Monumen Pers Nasional, Rabu (11/10).

Namun, rasanya bukan orang Indonesia jika kehabisan akal. Tak menyerah, tim digitalisasi mulai melakukan scan dengan cara difoto. Tak sampai di situ, tim juga langsung melakukan modifikasi alat sehingga bisa terus melakukan digitalisasi.

Pihaknya berusaha menyelamatkan koran kuno yang kondisinya kerap memiliki tantangan sendiri. Koran-koran kuno itu mulai diselamatkan dan dikonservasi sebelum akhirnya di digitalisasi.
Menariknya, Monumen Pers Nasional melakukan konservasi dan digitalisasi pada koran kuno yang terbit tahun 1916. Tim digitalisasi mampu menyelamatkan terbitan lebih dari 1 abad itu. Hal ini tentu akan menambah melengkapi khazanah arsip koran yang ada.

“Setelah berhasil kita digitalisasi, akan disimpan untuk menjaga koleksi dari sentuhan yang bisa merusak koran tersebut,” paparnya.

Saat ini, Monumen Pers Nasional selain punya nilai sejarah pada pembentukan PWI juga menjadi rumah bagi ratusan ribu koleksi koran dan majalah yang keberadaannya sejak 1916. Berbagai zaman telah dilalui, tentunya peninggalan sejarah itu akan berarti pada pengembangan ilmu dan pengetahuan peran penting pemberitaan sejak pra kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketua PWI Kota Surakarta, Anas Syahirul, menyambut rombongan dengan penuh kegembiraan dan rasa senang. Kunjungan ini, tentu menjadi momen pererat sitaruhami sesama pengurus PWI Sorakarta dan PWI Berau. “Kita berharap, lewat kunjungan ini bisa jadi bagian pembelajaran dan menambah referensi rekan-rekan PWI Berau,” ujarnya.

Terpisah, Ketua PWI Berau, Yudi Perdana, menyampaikan terima kasih kepada PWI Surakarta yang telah menerima rombongan kunjungan jurnalistik. Tentu, pertemuan ini bukan menjadi akhir, melainkan awal yang baik untuk jalinan persaudaraan antara PWI Surakarta dan PWI Berau ke depan. “Ini kita harap bisa jadi awal kita merajut kebersamaan dan persahabatan,” jelasnya.

Kunjungan ini juga dipilih lantaran catatan panjang sejarah yang terukir dan bersentuhan dengan sejarah pembentukan PWI. Tentu, ini akan melengkapi khazanah para wartawan Berau tentang perjalanan industri pemberitaan Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X