TELUK BAYUR - Imbas melambungnya harga beras produksi dalam negeri saat ini, menjadikan beras yang diimpor Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) lebih diminati masyarakat. Hal itu diutarakan Kepala Perum Bulog Berau, Muhammad Muklis, kepada Berau Post kemarin (5/11). "Saat ini kan di Jawa dan Sulawesi masuk musim kemarau, jadi stok beras di sana mungkin lagi menipis atau belum memasuki masa panen sehingga harga melambung tinggi," ujarnya.
"Jadi para petani ini masih jaga-jaga stok untuk keperluan pribadi terlebih dahulu, karena kan di sana masih musim kemarau Jadi tidak bisa menanam padi. Hal itulah yang membuat mereka menahan beras hasil panen agar tidak dijual terlebih dahulu," sambungnya.
Diakuinya, untuk bulog di sendiri ditunjuk langsung oleh Kementerian Perdagangan untuk mengimpor beras dari luar negeri, hal itu juga disampaikan Presiden Jokowi untuk mengimpor beras agar ketersediaan pangan yang ada di Indonesia selalu tercukupi salah satunya Kabupaten Berau.
"Sejak 2023 awal sampai sekarang, kita terus terang ada melakukan impor beras dari presiden yang kemudian Kementerian Perdagangan menuntut Bulog sebagai operator pengimporan beras tersebut," katanya.
Sedangkan pada tahun 2024 yang akan datang, Bulog Pusat juga melakukan impor beras lagi sebanyak 1.500 juta ton, agar kesediaan pangan khusus beras yang dia di Indonesia selalu tercukupi.
"Itu menyeluruh Indonesia, untuk Kabupaten Berau insyaallah dapat tapi kita belum tahu berapa ton," terangnya.
Untuk diketahui, harga beras Bulog di Kabupaten Berau saat ini dengan kemasan 5 Kilogram (Kg) dipatok seharga Rp 57.500 untuk kualitas medium, sedangkan untuk kualitas premium per 10 kilogram mencapai Rp 135.000. Harga itu lebih murah dibandingkan beras lokal Indonesia yang ada di pasaran Berau yang mencapai sekitar Rp 80.000 per lima Kg.
"Lebih murah beras Bulog memang dibandingkan beras lokal, kualitasnya tak kalah jauh, butiran berasnya juga lebih banyak yang utuh," tutupnya. (adm/sam)