TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau masih gencar dalam membina para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bumi Batiwakkal sebutan Kabupaten Berau. Namun, sampai saat ini adanya wacana UMKM Center belum juga terealisasi.
Anggota Komisi II DPRD Berau, Darlena, mengatakan jika Berau belum memiliki UMKM Center. Sehingga menyarankan agar gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Jalan Pulau Derawan bisa digunakan untuk tempat UMKM.
“Kantor itu saya rasa sangat besar, dan itu mampu untuk menjadi wadah UMKM juga, jangan sampai banyak ruangan yang tidak terpakai dan menjadi terbengkalai begitu saja,” ujarnya kepada awak media belum lama ini.
Lanjut Darlena, UMKM merupakan satu kesatuan dengan pariwisata. Sehingga, tidak salahnya jika Disbudpar Berau menyediakan ruang bagi UMKM untuk memasarkan produknya.
“Kami mendukung sepenuhnya kalau itu untuk kebaikan masyarakat. Jadi ketika wisatawan yang datang mau mencari oleh-oleh sudah ada tempatnya,” jelasnya.
Meski usulan tersebut belum disetujui, Darlena berharap, bisa menjadi perhatian bersama. Terlebih banyak pelaku UMKM di kampung-kampung yang memiliki produk usaha yang menonjol. Namun, mereka terhalang pemasaran.
“Ini juga bisa menggali potensi para UMKM. Sehingga, saya berharap ada wadah untuk para UMKM kita untuk menjualkan produk mereka,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Dekranasda Berau, Sri Aslinda Gamalis turut mempertanyakan kapan UMKM Center tersebut bisa direalisasikan. Padahal, pusat UMKM rencananya akan dibangun di kawasan Singkuang. Tepatnya memanfaatkan bantaran sungai, dengan mengusung konsep berbelanja susur sungai.
Dikatakannya pembangunan pusat UMKM ini menjadi hal yang vital. Ditambah, dengan cita-cita Bumi Batiwakkal untuk mendatangkan para pelancong dengan meningkatkan pariwisata unggul.
Oleh karena itu, UMKM Center diharapkan dapat memudahkan para pengunjung untuk mengetahui berbagai macam produk Berau.
“Kita perlu sekali satu tempat khusus untuk memamerkan produk asli Berau. Baik itu batiknya, tenunnya, ukiran kayunya, maupun makanan khasnya,” tegasnya.
Sejauh ini, hanya beberapa pusat oleh-oleh saja yang sudah berjalan sendiri. Begitupun dengan hotel, hanya beberapa yang menampilkan produk asli Berau.
Jika ada UMKM Center, diharapkannya dapat membantu pemasaran para perajin maupun pelaku UMKM Berau. Di mana, permasalahan pemasaran ini masih terus dicari solusinya.
“Kita kan harus bantu dipemasarannya. Kalau tidak ada yang membeli, efeknya akan panjang, dapat berdampak juga dengan regenerasi perajin,” tutupnya. (aky/arp)