TANJUNG REDEB – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) telah meluncurkan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), guna menuntas kemiskinan dan mendorong kemandirian masyarakat.
Dijelaskan Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Berau, Marwati, program tersebut telah berjalan sejak Desember 2023 lalu dan telah membantu 15 orang untuk menuju kemandirian ekonomi.
“Program PENA ini diinisiasi Kemensos, dan Dinsos hanya berfungsi mengawasi penerima. Serta melakukan pendampingan untuk penerima dana program, agar bisa mengelola dengan baik,” paparnya.
Bantuan yang diberikan dalam Program PENA ini senilai Rp 5 juta per Kepala Keluarga (KK). Penerima pun dibimbing untuk mengelola usaha agar perekonomian dapat terbantu. Usaha yang dikelola pun tidak dibatasi.
“Ada yang buka warung sembako, menjahit bahkan berjualan makanan dan lain-lain. Yang penting usaha itu bisa menjadi sumber penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup penerima bansos,” jelasnya.
Lanjutnya, Kemensos memberikan tenggang waktu hingga 6 bulan untuk melihat hasil dari program tersebut. Dalam waktu tersebut, Kemensos akan mengevaluasi apakah penerima dana program mampu mandiri atau sebaliknya.
“Kalau Kemensos menilai penerima dana bisa mandiri, maka pemberian bansos baik PKH, sembako maupun bansos lainnya akan dihentikan. Tapi kalau ternyata belum bisa, maka akan dilanjutkan lagi menerima bansos,” imbuhnya.
Meski telah menerima dana dari program PENA, dikatakannya bansos tetap berjalan selama waktu tersebut. “Program PENA berjalan, tapi tetap terima bansos seperti biasanya. Kalau lepas 6 bulan itu sudah bisa mandiri, barulah bansos dihentikan,” tuturnya.
Lebih lanjut, dirinya selalu mengingatkan masyarakat di Berau untuk bisa memanfaatkan bantuan tersebut, hingga bisa digunakan dengan sebaik mungkin.
“Ini menjadi modal untuk masyarakat, sehingga saya meminta juga agar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin,” tandasnya. (aky/arp)