• Senin, 22 Desember 2025

Musim Hujan, Waspadai DBD dan Malaria

Photo Author
- Jumat, 12 Januari 2024 | 21:43 WIB
BUNUH NYAMUK DBD: Kegiatan fogging yang dilakukan untuk membunuh nyamuk penyebab DBD.
BUNUH NYAMUK DBD: Kegiatan fogging yang dilakukan untuk membunuh nyamuk penyebab DBD.

TANJUNG REDEB - Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Halijah mengimbau masyarakat untuk waspada penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) dan Malaria pada musim hujan seperti saat ini.

Terlebih disebutnya, pada tahun 2023 terdapat 2 kasus meninggal dunia akibat penyakit DBD. "Yang meninggal ini biasa terjadi di rumah sakit karena terlambat untuk melakukan pemeriksaan," tuturnya.

Kasus DBD pada 2023 diterangkannya sebanyak 233 kasus. Dengan Puskesmas Tanjung Redeb serta Bugis yang paling banyak. Jumlah ini turun kisaran 300 persen dari jumlah kasus pada tahun lalu.

Karenanya, Dinkes Berau juga telah meminta seluruh pusat layanan kesehatan (Puskesmas) di Kabupaten Berau untuk terus melakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. 

Tahun ini pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD dan malaria di Kabupaten Berau. Agar tidak mengalami lonjakan kasus.

Pihaknya juga mencanangkan eliminasi penyakit malaria pada 2027 mendatang. Sebagai upaya untuk menghentikan penularan penyakit malaria dalam wilayah geografi tertentu. 

“Harapan kita masyarakat bisa menerapkan perilaku hidup sehat tanpa keterpaksaan. Semoga pada 2024 tahun ini tidak ada kasus untuk malaria di Berau," harapnya. 

Mayoritas daerah dengan penyakit malaria terbanyak yakni di Kecamatan Batu Putih dan Kelay. Sebab, masyarakat setempat banyak melakukan aktivitas di dalam hutan. Sehingga masyarakat yang masuk ke dalam hutan diminta untuk mengenakan pakaian panjang. 

Meski begitu, ia mengakui masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga diri dari penyakit DBD dan malaria. Padahal, penyakit tersebut cukup berbahaya.

Semua puskesmas telah diimbau untuk melakukan berbagai upaya pencegahan penyakit tersebut dan bekerja sama dengan lintas sektor untuk mensosialisasikan penanganan penyakit menular.
“Khususnya, puskesmas yang berada di wilayah endemis malaria,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung Redeb, Kasran menyampaikan, kasus malaria di wilayah kerjanya belum ditemukan. Adapun penyakit yang terjadi peningkatan di wilayah Tanjung Redeb yakni infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), DBD dan diare.

Berbagai upaya telah dilakukan pihaknya untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Yakni dengan melakukan penyuluhan dan edukasi di tingkat Posyandu, Posbindu dan Poslansia. 

"Kalau untuk DBD kami lakukan dengan fogging jika sudah ada kasus terdeteksi. Ini untuk membunuh nyamuk dewasanya, sedangkan untuk membunuh jentiknya kita bagi abate yang ditaburkan di penampungan air," jelasnya. 

Tidak kalah penting, ia menyebut kebersihan lingkungan di rumah warga. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap memakai masker apabila keluar rumah untuk menghindari penularan penyakit yang melalui kontak lewat komunikasi. (*/aja/arp) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X