JUMLAH tempat pembuangan sampah (TPS) di Kelurahan Tanah Grogot semakin minim. Jumlahnya tinggal hitungan jari. Pengurangan jumlah TPS itu untuk menjalankan program pengelolaan sampah oleh masyarakat melalui RT, sayangnya volume sampah belum bisa ditekan alias masih tinggi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser Achmad Safari membeberkan volume sampah di TPS makin banyak. Artinya, masyarakat belum memanfaatkan fasilitas pelayanan pemungutan sampah oleh warganya sendiri.
"Padahal hampir semua RT di Kelurahan Tanah Grogot telah memiliki unit roda tiga pengangkut sampah," kata Safari, Minggu (4/2).
Menurutnya, program pengurangan TPS sulit berjalan jika masyarakat sendiri belum memanfaatkan program sampah di tingkat RT. Padahal, pemerintah daerah ingin memperbanyak TPS3R, depo sampah, dan TPS terpadu. Ini bertujuan untuk pemilahan sampah.
Saat ini baru satu TPS3R di Paser, yaitu di Desa Tapis. Sisanya depo sampah di sebelah kuburan Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Tanah Grogot, di Desa Tanah Periuk, Gang Balai Benih, dan Desa Jone.
Safari mengungkapkan, jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Janju mencapai 150 ton per hari. Itu yang sudah pasti terangkut melalui TPS dan depo sampah, belum dengan yang tercecer di parit dan lainnya.
"Ada kenaikan 3 ton per hari. Paling banyak adalah sampah jenis plastik," katanya. (jib/far/k15)