Ketua Kelompok Tani Tunas Muda Baharudin mengatakan, irigasi atau sumber air yang dialirkan ke lahan pertanian kini tak sehat. Pasalnya, air tersebut mengeluarkan aroma tak sedap.
Padahal, sebelum aktivitas TPA Sambutan aktif, gangguan air untuk lahan pertanian tak dirasakan sama sekali. Selain aroma tak sedap, tanda-tanda lain adalah mengapungnya ikan air tawar yang menandakan tak bernyawa lagi. “Selain kami gunakan untuk lahan pertanian, air itu juga untuk mandi, mencuci piring, dan lain-lain,” ucapnya saat meninjau lokasi titik irigasi, Senin (5/2).
Baca Juga: Proyek Pembongkaran Pasar Pagi Harus Selesai Dalam Waktu 1 Bulan
Meski belum dibuktikan secara ilmiah air tersebut sudah tercemar limbah TPA, Bahar dan kawan-kawan berharap pemerintah daerah segera mencari solusi. Sebab, bila tak diatasi, dampak lain adalah kesehatan para kelompok tani. “Kami takutnya jika nanti gatal-gatal menyerang kami. Selain itu, potensinya kebun kami terancam. Karena itu, kami melaporkan ke pihak kelurahan terkait kondisi itu,” sambungnya.
Jarak tempuh dari titik awal Jalan Tawes menuju danau irigasi lahan pertanian berkisar 1 kilometer. Jalanan yang rusak membuat para petani harus rela berjalan kaki.
Senada Baharudin, Kasi Pemerintahan Kelurahan Makroman Syaiful Anwar bersama jajaran meninjau lokasi. Di lapangan, kata Syaiful, diduga kuat air limbah TPA merembes ke irigasi atau danau aliran air menuju lahan pertanian warga sekitar. Namun, semuanya perlu dikaji lebih dalam. “Kami belum bisa memastikan. Untuk mengetahui itu, mungkin nanti dianalisis laboratorium oleh pihak yang berwenang,” kata dia.
Laporan masyarakat rencananya diteruskan kepada pihak terkait, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda. Dalam hal itu, institusi itu yang paham bagaimana konstruksi pembuangan limbah dan lain-lain. Syafiul mengimbau kepada warga sekitar untuk sabar dan menjaga diri agar dampak lain tak tersalurkan. “Kami akan bersurat ke DLH agar bisa diketahui untuk mencari kebenaran bau air yang tercemar di irigasi tersebut. Memang ada TPA di belakang danau, saat ini masih diduga, sambil menunggu hasil tanggapan dinas terkait,” pungkasnya. (dra/k8)
EKO PRALISTIO