TENGGARONG - Mini Soccer tengah menjadi tren bermain sepak bola yang sangat digandrungi banyak kalangan masyarakat. Bagaimana tidak, berbeda dengan sepak bola yang menggunakan lapangan luas. Mini soccer memiliki lapangan seluas 60x40 m. Lazimnya, mini soccer dilakukan di lapangan terbuka atau tertutup. Dengan pemain dari tujuh hingga sembilan orang.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), pemerintah daerah mengambil kesempatan atas tren ini. Dibangun di atas eks Arena Berkuda Stadion Aji Imbut Tenggarong Seberang. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar berhasil meraup banyak keuntungan ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari lapangan mini soccer. Namun, agar pengelolaannya maksimal, Dispora tengah mencari pihak ketiga untuk diajak berkolaborasi.
Baca Juga: Monyet Liar Maling Celana Dalam dan Culik Anak Kucing Bikin Warga Tarakan Kesal
"Pencapaiannya tahun 2023 kemarin mencapai Rp 600 Juta lebih untuk PAD kita, ini luar biasa. Jadi kita berharap ada pihak ketiga yang terbuka untuk berkolaborasi dan mengoptimalkan pengelolaannya," ungkap Ali, Jumat (16/2).
Ali menyebut, keberadaan pihak ketiga akan sangat membantu Dispora Kukar dalam mengelola lapangan mini soccer ini. Mengingat, banyaknya sarana dan prasarana olahraga yang dikelola pemerintah. Jika ada pihak ketiga terlibat, maka pengelolaan mini soccer ini akan lebih optimal.
Dispora Kukar, selaku pengelola lapangan mini soccer saat ini. Masih kaku, karena memiliki keterbatasan dalam pengelolaannya. Karena, apabila mengikuti proses birokrasi, untuk menambah sapras perlu waktu satu tahun. Menunggu PAD yang dihasilkan untuk masuk ke kas daerah.
"Kalau pihak ketiga yang mengelola itu lebih maju. Mjsal hari ini dapat lebihan, besoknya bisa menambah sapras. Sedangkan pemerintah hanya bisa masuk sekian persen untuk perawata ," tambahnya.
Ali juga mengatakan, pihak ketiga bisa mendapatkan pendapatan yang banyak selain melaksanakan event. Dan dengan perkembangan olahraga yang semakin bagus. Pengelolaan ini menjadi kesempatan yang bagus, bahkan profitabel. Sejauh ini, Dispora Kukar masih mencari mitra sekaligus terbuka untuk kerja sama.
"Misal ada mitra, kami tidak lagi mengalokasikan anggaran untuk perawatan. Murni mereka yang merawat, biaya operasional juga sama dan biaya APBD tidak terbebani. Ya harapan kami ada pemodal-pemodal internal kita yang dari Kukar dan tentunya mau menginvestasikan serta peduli," tutup Ali. (moe)