PENAJAM-Delapan petugas penyelenggara pemilihan umum (Pemilu 2024) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami sakit kepala dan mag saat hari pencoblosan, Rabu (14/2).
Kepala Dinas Kesehatan PPU dr Jansje Grace Makisurat mengatakan, petugas yang sakit tersebut telah ditangani tim medis dari puskesmas di tingkat kecamatan. “Petugas yang sakit rata-rata mengalami sakit kepala dan mag. Kemungkinan karena kelelahan dan kurang istirahat di hari sebelum pencoblosan,” kata Jansje Grace Makisurat, Jumat (16/2).
Dia menjelaskan, Dinas Kesehatan PPU melalui puskesmas di tingkat kecamatan melakukan patroli pada hari H pemilu untuk memastikan kesehatan para petugas penyelenggara pemilu. “Petugas medis dari puskesmas keliling ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memantau kesehatan para petugas penyelenggara pemilu," ujarnya. "Syukur, semua petugas yang sakit sudah mendapatkan penanganan medis dan kondisinya sudah membaik, dan boleh pulang saat itu juga. Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, dan minum air putih yang banyak," imbaunya.
Baca Juga: Golkar Yakin Loloskan Tujuh Anggota DPRD Bontang
Pada hari H pemilu, lanjut dia, tim medis dari puskesmas di tingkat kecamatan melakukan patroli ke TPS-TPS untuk memantau kesehatan para petugas penyelenggara pemilu. Tim medis juga menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama. Dia mengatakan, patroli ini sama seperti pada hari pencoblosan yang dilakukan Dinas Kesehatan lain di kabupaten dan kota di Kaltim lainnya. “Kalau kami di masing-masing puskesmas berpatroli di wilayah kerjanya, dan ada delapan petugas pemilu yang sakit. Semuanya rawat jalan dan langsung pulang ke rumah masing-masing,” ujarnya. Kedelapan petugas itu, jelas dia, tujuh petugas pemilu dari Babulu dan satu dari Sepaku.
Baca Juga: Kisah Cinta Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto: Dari Murid-Mentor Hingga Bercerai karena Politik
Sementara itu, pada hari pertama pencoblosan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) PPU menemukan keterlambatan jam buka pencoblosan. “Memulai membuka TPS yang seharusnya pukul 07.00 Wita harus sudah buka kotak, namun beberapa TPS telat untuk memulai, seperti TPS 7, 8, 9, 11, 15, 27 di Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu, PPU. Telatnya sekitar 30 menit sampai satu jam,” kata Koordinator Divisi Penindakan, Pelanggaran, dan Penyelesaian Sengketa, Bawaslu PPU Tata Rusmansyah, Jumat (16/2). Sejauh ini, akibat keterlambatan itu, panitia pengawas kecamatan (panwascam) memberikan teguran lisan. Saat ditanya pada hari ketiga pasca-pencoblosan kemarin apakah Bawaslu PPU menerima laporan dari masyarakat terkait adanya kecurangan pemilu, kata dia, pihaknya belum menerima adanya laporan masyarakat. “Begitu juga temuan juga nihil,” ujarnya. (far/k16)
ARI ARIEF