• Senin, 22 Desember 2025

Harga Beras Naik, Ibu Rumah Tangga hingga Pedagang Menjerit karena Mahal

Photo Author
- Senin, 19 Februari 2024 | 11:15 WIB
NAIK: Pasokan beras di salah satu gudang beras di Jakarta. (Jawa Pos)
NAIK: Pasokan beras di salah satu gudang beras di Jakarta. (Jawa Pos)

Ibu-ibu rumah tangga di Penajam Paser Utara (PPU), menjerit akibat kenaikan harga beras yang terus melambung tinggi pada beberapa pekan terakhir ini.

PENAJAM-Harga beras jenis medium saat ini telah mencapai Rp 16,4 ribu per kilogram, bahkan di beberapa tempat mencapai hampir Rp 20 ribu per kilogram. Kenaikan harga beras ini dikeluhkan oleh banyak ibu rumah tangga, seperti Ana, warga Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, PPU, Minggu (18/2). Ia mengatakan, dengan harga beras yang tinggi, dia terpaksa mengurangi uang belanja keperluan lainnya untuk ditambahkan pada belanja beras. “Kalau harga beras semakin naik terus, bisa-bisa masyarakat kembali makan singkong,” kata Ana.

Tak hanya jadi keluhan di tingkat ibu-ibu rumah tangga, kenaikan harga beras ini juga jadi keluhan para pedagang. Wahid, pedagang beras di Pasar Petung, Kecamatan Penajam, PPU juga mengeluhkan akibat harga beras naik berdampak berkurangnya jumlah pembeli beras yang disebutnya tidak sama seperti sebelum terjadi kenaikan. “Agak seret tingkat penjualan beras sekarang ini, utamanya beras jenis premium yang memang lebih mahal dari harga beras kualitas di bawahnya,” katanya.

Kenaikan harga beras pada Februari 2024 ini, kata Totok Suprapto, ketua DPC Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) PPU, kemarin, merupakan siklus tahunan. “Semua beras dalam berbagai tingkatan kualitas saat ini naik. Setiap tahun, bulan Januari-Februari harga beras pasti naik,” kata Totok Suprapto. Dia menjamin bahwa pada Maret sampai April 2024 harga beras bakal kembali normal. Hal itu, kata dia, karena pada bulan tersebut petani memasuki masa panen padi. “Tetapi, biasanya harga beras naik lagi pada Agustus sampai puncaknya pada Januari-Februari,” ujarnya.

Baca Juga: Prediksi Hasil Pileg DPRD Paser, Berpotensi Hanya Diisi Enam 6 Parpol

Ia mengatakan, bahwa kenaikan harga beras seperti saat ini merupakan siklus tahunan karena pada Januari hingga Februari stok beras pada petani semakin menipis, dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga petani saja yang tidak mungkin mereka jual. Dikatakannya pula, saat ini harga beras kualitas biasa mencapai Rp 15 ribu per kilogram, yang memang disebutnya mahal. “Ini belum harga beras premium yang juga naik signifikan,” jelasnya.

Saat ini, anggota Perpadi PPU yang jumlahnya puluhan orang juga terkena imbas kenaikan harga beras ini. Sebagian besar anggotanya kulakan beras dengan mengambil di Badan Usaha Logistik (Bulog) atau beli dari luar pulau Kalimantan. “Setelah diperhitungkan harga beli plus dikurangi ongkos transportasi dan lain sebagainya, maka, harga jual beras dari anggota Perpadi PPU ke masyarakat juga tinggi, naik,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian Perdagangan (Kukmperindag) PPU Saidin membenarkan, apabila harga beras di pasar saat ini terjadi kenaikan. “Benar, harga beras naik bergantung merek hingga paling tinggi mencapai Rp 17 ribu per kilogram,” ujarnya. Saat ditanya apakah tidak ada batasan harga beras mengacu ketentuan pada harga eceran tertinggi (HET) yang dibuat pemerintah, Saidin mengatakan, hanya beras Bulog saja yang menerapkan HET. Yaitu, harga per 5 kilogram Rp 57.500 atau Rp 11.750 per kilogram. (far/k15)

 

ARI ARIEF

a[email protected]

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X