TENGGARONG - Kabar duka datang dari perairan Sungai Mahakam. Seekor pesut jantan ditemukan dalam keadaan mati di Desa Bukit Jering, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Rabu (21/2) kemarin. Mamalia air dengan nama ilmiah Orcaella brevirostris ini awal ditemukan oleh warga hanyut di pinggiran sungai.
Kabar ini dikonfirmasi Peneliti Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), Danielle Kreb. Pihaknya awal menerima informasi ini dari seorang warga Desa Sangkuliman, Kota Bangun bernama Mahfud. Yang mendapat informasi dari temannya bahwa terdapat bangkai pesut yang hanyut di Desa Bukit Jering.
Baca Juga: Para Kader Akui Kiprah Edi Damansyah Raih Kemenangan PDI Perjuangan di Kutai Kartanegara
"Kami kemudian meminta tolong tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak (BPSPL) yang menjadi satuan pengelolaan kawasan konservasi untuk pesut. Agar mengamankan sesaat sebelum diambil tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim) yang nantinya akan melakukan nekropsi," terang Danielle saat dikonfirmasi Prokal.co, Kamis (22/2).
Dijelaskan Danielle, penyebab kematian pesut ini belum diketahui. Karena masih dilakukan autopsi hewan atau nekropsi yang dilakukan dokter hewan serta BKSDA Kaltim. RASI sendiri juga menunggu hasil laboratorium. Namun, dari analisa awal, Danielle memastikan lumba-lumba air tawar ini sudah berumur tua.
Dari database foto katalog pesut yang dihimpun RASI sejak tahun 1999. Mendiang pesut ini kemungkinan berumur 25 tahun ke atas. Karena, dari foto nekropsi yang diterima Danielle, gigi pesut ini sudah terkikis. Berdasarkan analisa punggung siripnya, pesut ini memiliki nama Four, atau nomor empat.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium dan nekropsi, kemungkinan satu atau dua hari lagi," jelasnya.
Meninggalnya Four ini menambah presentase kematian fauna endemik di Sungai Mahakam, meski tidak terlalu signifikan. Karena, Danielle menyebut di tahun 2023 kemarin, RASI mencatat masih ada 67 ekor pesut di Sungai Mahakam. Sejak dua tahun yang lalu, kematian pesut mencapai satu per tahunnya. Pun sampai tahun 2024 ini juga ada kelahiran. Sehingga membuat populasi Pesut masih stabil.
"Harapan kami tahun ini tidak ada lagi yang mati, karena tiap tahun kadang ada satu sampai delapan ekor yang mati. Tetapi kami juga tidak bisa mengesampingkan faktor umur tua pesut," tutup Danielle. (moe)