BALIKPAPAN-Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik mendorong pemerintah daerah untuk melakukan diversifikasi hasil pertanian. Ini dilakukan agar ketergantungan masyarakat terhadap beras dapat dikurangi pada masa yang akan datang.
“Kita tidak bisa terus menerus bergantung kepada beras. Makanya ke depan harus ada upaya diversifikasi hasil pertanian,” kata Akmal di sela Inspeksi Mendadak (Sidak) di Gudang Bulog Balikpapan, Senin (26/2/2024).
Akmal menambahkan, kebutuhan beras tahunan di Kaltim saat ini mencapai 350 ribu ton. Sementara produksi beras di Kaltim baru 140 ribu ton. Kekurangan stok ini, mau tidak mau harus dipenuhi pasokan dari luar daerah.
Tantangan lain adalah penyusutan luasan sawah di Kaltim. Akmal menyebut dalam beberapa tahun terakhir luas sawah menyusut karena persoalan irigasi hingga alih fungsi lahan.
Penyusutan lahan pertanian terjadi di tiga kabupaten yang selama ini menjadi daerah penghasil padi di Kaltim. Mulai dari Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, dan Kutai Kartanegara.
Di PPU, Akmal mencatat lahan pertanian menyusut 2.000 hektare. Dari sebelumnya 8.000 hektare kini hanya menyisakan 6.000 hektare. “Karena petani kesulitan air akhirnya mereka beralih menanam sawit,” katanya.
Di Kabupaten Paser, penyusutan lahan pertanian mencapai 1.000 hektare dari sebelumnya 12.000 hektare, menjadi 11.000 hektare.
“Di Kukar juga begitu. Dari 18.000 hektare lahan pertanian saat ini terancam sawit dan tambang. Ini tentu saja menjadi ancaman,” kata Akmal.
Pemerintah, kata Akmal berusaha agar produktifitas pertanian tetap bisa digenjot. Salah satunya dengan memberi bantuan mesin pompa air kepada para petani.
“Kami akan upayanya pemberian bantuan 200 unit pompa air bagi para petani. Ini supaya produktifitas pertanian tetap terjaga,” kata Akmal.