• Senin, 22 Desember 2025

Tiga Tahun, di PPU Ratusan Anak Putus Sekolah, Mayoritas Laki-Laki, Tersebar di Empat Kecamatan

Photo Author
- Jumat, 15 Maret 2024 | 15:30 WIB
ilustrasi anak sekolah
ilustrasi anak sekolah

Sebanyak 419 anak di Penajam Paser Utara (PPU) putus sekolah atau drop out (DO/keluar) dari jenjang SD, SMP, dan SMA dalam tiga tahun terakhir ini. Data ini dihimpun Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) PPU pada 2024.

 

PENAJAM-Andi Singkerru yang baru menjabat sebagai kepala Disdikpora PPU terhitung sejak dilantik Penjabat (Pj) Bupati PPU Makmur Marbun, Jumat (23/2), mengatakan, jumlah tersebut cukup memprihatinkan.

“Dari total 419 anak itu, mayoritas adalah laki-laki. Mereka tersebar di empat kecamatan di PPU, yaitu Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku. Ini menjadi perhatian serius kami. Kami telah membuat program antisipasi agar angka putus sekolah tidak terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Andi Singkerru, Kamis (14/3).

Baca Juga: Perempuan di Balikpapan Nekat Panjat Tower Telekomunikasi, Turun setelah Dibujuk Suami

Ia menjelaskan, penyebab putus sekolah di daerahnya bisa terjadi akibat jangkauan akses terutama daerah-daerah perbatasan, jarak dari lokasi sekolah dengan rumah yang memang tidak mampu dilalui, penduduk terpencil yang aksesnya sulit untuk menjangkau sekolah terdekat.

 “Mudah-mudahan tidak ada pemikiran dari masyarakat yang kolot bahwa pendidikan ini belum begitu penting, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan keluarga. Atau mungkin juga masih ada orangtua yang menganggap bahwa batas usia anak untuk menikah dibatasi minimal 21 tahun,” katanya.

Karena itu, lanjut dia, punya kewajiban untuk terus-menerus meneropong permasalahan pendidikan, agar seluruh pelosok yang terjauh, terpencil, tersulit akses terbantu bisa keluar dari masalah ini. Apalagi sekarang ini, ujar dia, di Kaltim ada program pendidikan gratis dan wajib belajar 12 tahun sesuai amanat undang-undang. “Jadi tak ada alasan orangtua untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. Kami menyediakan paket A, B dan C dengan tujuan agar persamaan ini teratasi dari mereka-mereka yang dulu kurang mengenyam pendidikan. Sekarang sudah begitu luas jangkauan layanan pendidikan, dibarengi dengan kepedulian pemerintah mengejawantahkan simpati dan empati kepada masyarakat, apalagi dibarengi dengan aturan yang mem-back up masalah pendidikan ini,” tuturnya.

Skala Kaltim, jumlah anak putus sekolah ini seperti data yang dibeberkan Ketua Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur (BP BKT) Iman Hidayat, sekitar 26 ribu anak. Ia, seperti diberitakan kemarin, merinci, jumlah anak yang tak melanjutkan jenjang SD ke SMP 5.810 anak, SMP ke SMA 6.929 anak. Adapun jumlah yang DO dari pendidikan tingkat SD 4.907 anak, SMP 4.061 anak dan SMA/SMK 4.666 anak. Hal ini mengundang keprihatinan konsultan pendidikan asal PPU, I Made Dedi Raharja, yang menyatakan kesiapannya membantu mengatasi persoalan anak-anak yang putus sekolah di Kaltim ini.  Sementara itu, terkait jumlah anak DO di PPU, Made kemarin mengatakan, segera menghubungi Kepala Disdikpora PPU Andi Singkerru untuk turut membantu mengatasi masalah tersebut.  (far/k16)

ARI ARIEF

[email protected]

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X