SANGATTA - Berdasarkan aturan batas waktu secara nasional, tim SAR gabungan menghentikan pencarian santri Al-Khaerat Muara Wahau yang tenggelam di Sungai Telen, Kecamatan Muara Bengkal.
Tim SAR menghentikan kegiatan setelah tujuh hari pencarian sejak 5–11 April, namun tidak ada ditemukan tanda-tanda keberadaan korban atas nama Ahmad Rifqi (12).
“hasil koordinasi dengan pihak keluarga dan potensi SAR, maka operasi SAR dinyatakan selesai dan diusulkan untuk ditutup," ungkap laporan tertulis Koordinator Pos SAR Kutai Timur Bongga Losong, Kamis (11/4). "Unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke satuannya masing-masing dilanjutkan kesiapsiagaan," lanjutnya.
Selama pencarian, kata Bongga Losong, telah melakukan upaya pencarian secara maksimal bersama unsur SAR lainnya dari Polsek Muara Wahau. "Sudah diupayakan, penyelaman oleh penyelam tradisional dan penyisiran di sekitar 6 kilometer ke arah hilir, tapi belum ketemu," ujarnya.
Dikabarkan, Jumat (5/4) lalu, korban Nur Ibnuariyanto (14) dan Ahmad Rifqi (12), santri pondok pesantren Al-Khaerat Muara Wahau itu pergi ke sungai untuk mandi, namun tak kunjung pulang hingga keesokan harinya.
Lantas saksi yang mulanya menolak ajakan korban untuk ikut, melakukan pencarian bersama dengan pihak ponpes. Alhasil, korban atas nama Nur didapati dalam keadaan tak bernyawa di sekitar sungai, sementara Rifqi menghilang.
Kapolsek Muara Wahau AKP Satria Yudha berdasarkan keterangan saksi, kemudian mengambil tindakan dan juga melaporkan kejadian itu ke Pos SAR Sangatta, guna pencarian korban yang diduga hanyut tenggelam.
Basarnas dan unsur SAR lainnya termasuk Polsek Muara Wahau dan masyarakat sekitar pihak pondok pesantren lantas melakukan pencarian bersama di area Sungai Telen. (edw/ind/k15)