• Senin, 22 Desember 2025

Dinas Sosial Kutim Diminta Segera Atasi “Budaya” Meminta-minta di Jalan            

Photo Author
- Senin, 15 April 2024 | 13:00 WIB
MASALAH SOSIAL: Jalan poros Sangatta-Bengalon kerap ditemui anak-anak mengemis kepada pengendara yang melintas.   
MASALAH SOSIAL: Jalan poros Sangatta-Bengalon kerap ditemui anak-anak mengemis kepada pengendara yang melintas.  

 

 

Beberapa anak kecil berpanas-panasan di pinggir jalan poros Sangatta-Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Tak jarang mereka menerima pemberian uang/makanan dari pengendara yang melintas.

 

SANGATTA - Potret miris itu dijumpai jelang Lebaran. Semestinya, anak seusia mereka berbahagia menikmati momen hari raya. "Izin-izin, ini bagaimana solusinya anak-anak begini kok disuruh minta-minta di jalan, kehujanan. Ada nggak pihak yang berwenang bisa mengatasi ini," ucap seorang pengendara yang melintas.

Daerah kaya dan ditunjang dengan APBD Rp 9,1 triliun pada 2024 ini, tentu sangat disayangkan hal demikian terjadi. Dia berharap, tidak lagi mendapati pemandangan serupa di jalan. "Izin kalau bisa ini ditiadakan di Kutai Timur," harapnya.

Adapun hal itu berlangsung hingga beberapa hari pasca-Lebaran, tepatnya sampai H+3 sebagaimana pantauan media ini, terlihat jelas pada tiga titik di sepanjang jalan poros tersebut. Anak laki-laki dan perempuan berdiri di pinggir jalan.

Baca Juga: Ketua Demokrat Kaltim Dijagokan Maju Pilkada Kutim

Lokasi yang mereka pilih ialah pada jalanan rusak dan berlubang. Kondisi itu membuat kendaraan melambat dan silih berganti untuk melintas. Hal ini sangat berisiko untuk anak-anak.

Pada satu titik, dijumpai dua anak perempuan yang usianya berkisar 7-10 tahun menggunakan pakaian yang lusuh. Konon, kejadian seperti itu telah berlangsung setahun terakhir di kawasan tersebut.

Bahkan diketahui tak jarang ada orang dewasa yang mendampingi. "Senin akan saya sampaikan ke Dinas Perlindungan Anak dan Sosial,” kata Abdul, warga Kutim.

Sementara itu, anggota DPRD Kutim Hepnie Armansyah berkomentar. Menurutnya, bukan kemauan anak-anak turun ke jalan, melainkan didikan orang dewasa di sekitarnya untuk berbuat seperti itu.

"Janganlah begitu, nggak elok anak-anak kita diajarkan budaya seperti itu. Tidak mungkin anak-anak itu mau panas-panasan di pinggir jalan begitu kalau tidak ada yang suruh," ucap Hepnie.

Ia mengimbau instansi terkait untuk melakukan pendekatan persuasif kepada pihak terkait, agar tidak terjadi aksi demikian. "Kami harap, Dinas Sosial segera tangani masalah seperti itu. Tapi, jangan dengan gaya represif. Jangan sampai budaya seperti itu menjalar ke anak-anak yang lain di Kutim," pungkasnya. (*/dk/kri/k15)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X