RIBUAN penumpang menggelar demo di atas KM Mutiara Ferindo VII keberangkatan dari Pelabuhan Surabaya menuju Balikpapan. Karena makanan yang disediakan basi, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Akibatnya, selama perjalanan banyak penumpang yang memilih untuk tidak makan dan menahan lapar.
Kepala Cabang PT Atosim Lampung Pelayaran Balikpapan yang mengelola KM Mutiara Ferindo, Dewa Atmadja turut membenarkan kalau penumpang kapal berdemo. Dikarenakan ketidakpuasan terhadap pelayanan makanan yang disediakan oleh kapal.
“Jadi, isu yang kami terima untuk makanan ini ada keterlambatan penyajian dan kurang layak,” tutur Dewa sembari menunggu kedatangan kapal di Pelabuhan Semayang, Selasa (23/4).
Kendati begitu, kata Dewa, pihaknya menerima laporan kalau logistik sudah aman sebelum kapal berangkat. “Dari setiap keberangkatan kapal, kami mewajibkan setiap vendor mengirim laporan makanan berupa foto dan jelas dengan sajian-sajiannya. Yang artinya semua sudah dilaporkan,” ujarnya. Dia juga menyampaikan kalau jumlah penumpang di dalam kapal ada 1.989 orang.
Atas insiden itu, Dewa telah melaporkan ke pihak pusat terkait katering dan kantin yang digunakan. Sebab, ia menggunakan vendor CV Mahakam dari Samarinda yang berada di luar perusahaan kapal. “Kami di kantor cabang hanya sebatas memberikan laporan kondisinya. Maka biar pihak manajemen perusahaan yang mengambil keputusan, diperpanjang atau tidak,” imbuhnya
Dari pantauan Kaltim Post, saat kapal telah tiba para penumpang berbondong-bondong keluar sembari memasang muka yang penuh kecewa. Mereka secara bersamaan, baik laki-laki maupun perempuan menyampaikan keluhan yang sama selama perjalanan. Yaitu mendapatkan makanan basi dan fasilitas yang kurang layak.
Emir, salah satu penumpang membenarkan bahwa selama di atas kapal memang terjadi aksi demonstrasi karena makanan yang diberikan kepada penumpang basi. Tentunya membuat kekhawatiran terhadap penumpang khususnya ibu-ibu dan anak kecil.
Untuk itu, dia bersama penumpang lainnya membentuk tim sebagai relawan untuk menyediakan makanan.
“Selama di kapal kita masak apa adanya saja. Seperti sayur terong dua biji dan cingur. Jadi, yang kita dahulukan ibu dan anak-anak. Karena kondisi sudah lemah sebab dua hari tidak makan,” jelasnya. Kemudian, terakhir hanya memakan nasi saja tanpa menggunakan lauk. Nasi dimasak langsung oleh para penumpang.
Senada, penumpang lainnya, Aju, turut mengeluh karena kapal memberikan makanan basi serta daging ayam busuk. Daging ayam yang mengeluarkan bau busuk itu ditunjukkan terang-terangan di hadapan perwakilan perusahaan, polisi, dan awak media. “Saya akan buka bungkus makanan ini. Tapi, jangan tutup hidung, biar merasakan bagaimana kami menderita selama di atas kapal. Supaya tidak sembarangan berbicara,” katanya dengan nada sengit. Nah! (ms/k15)