Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran untuk pemeliharaan Waduk Kanaan. Namun nominalnya sangat kecil. Hanya Rp 2 miliar untuk tahun ini. Anggaran ini tupoksi-nya di Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV. Hanya saja, Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Edi Suprapto mengatakan, hingga kini dirinya belum mendapatkan informasi pasti terkait pagu anggaran tersebut. Termasuk titik rencana pengerjaan. “Saya kurang paham soal itu,” kata Edi.
Sejatinya, Dinas PUPRK mengajukan untuk penanganan Waduk Kanaan senilai Rp 150 miliar. Melalui Bankeu Pemprov Kaltim. Pengerjaan nantinya meliputi pengerukan, konektivitas saluran pembuangan ke sungai, penurapan keliling, dan menambah tembok 6 meter ke atas. “Tahun ini belum terakomodasi,” ucapnya.
Saat ini, kedalaman infrastruktur tersebut bervariasi. Rata-rata hanya 1,5 meter. Dengan anggaran tersebut bisa menembus hingga 5 meter. Menurutnya, dengan pengerukan maka debit air akan lebih banyak masuk. Sehingga, ketika air laut pasang maka masih ada infrastruktur yang menyimpan sementara.
Ke depan, waduk ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber baku air permukaan. Sebab, Kota Taman saat ini masih krisis air bersih. Saat ini, volume tampung hanya 250 ribu kubik.
“Untuk APBN itu diprediksi pengerjaannya berada di sekitar Waduk Kanaan. Utamanya di sungai dekat pintu masuk. Itu penurapan dan normalisasi sungai,” tutur dia. Pada dasarnya, pemkot hanya menerima pengerjaan tersebut.
Sebelumnya, Kabid Prasarana dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Noni Agetha mengatakan, kedalaman infrastruktur ini bakal ditambah. “Jadi nanti akan dikeruk lagi. Sebagai upaya revitalisasi Waduk Kanaan,” katanya.
Ia menjelaskan, sesungguhnya infrastruktur ini beberapa kali dilakukan pengerukan sebelumnya. Namun, banyaknya tumpukan sedimentasi kiriman dari hulu, membuat daya tampung infrastruktur ini terbatas. “Dengan revitalisasi ini diharapkan volume tampung minimal 700 ribu kubik,” terangnya.
Dua tahun lalu, BWS menggelontorkan anggaran mencapai Rp 1,3 miliar untuk optimalisasi Waduk Kanaan. Berdasarkan perencanaan yang dilakukan pada 2013, kapasitas tampung dari dasar danau sampai muka air tertinggi, yakni 5 meter. Dengan area luasan genangan 8 hektare.
Namun, saat ini kapasitas tampungnya masih 300 ribu kubik. Mengacu hasil optimalisasi Waduk Kanaan pada tahun lalu. Dari jumlah itu, 100 ribu kubik bersifat tampungan mati. Artinya, ketika musim kemarau volume air sejumlah itu masih tersisa di infrastruktur tersebut. (ak/ind/k15)