• Senin, 22 Desember 2025

“Setiap Hujan, Selalu Berlumpur”, Warga Keluhkan Banjir di Damanhuri dan Mugirejo

Photo Author
- Selasa, 14 Mei 2024 | 15:45 WIB
LANGGANAN BANJIR. Kondisi Jalan Damanhuri, Sungai Pinang, yang terendam banjir. Pengendara harus mendorong motor saat kendaraannya mogok karena kemasukan air . (kis)
LANGGANAN BANJIR. Kondisi Jalan Damanhuri, Sungai Pinang, yang terendam banjir. Pengendara harus mendorong motor saat kendaraannya mogok karena kemasukan air . (kis)

 

Hujan intensitas sedang disusul rentetan hujan ringan terjadi di sebagian wilayah di Kota Samarinda, Minggu (12/5) kemarin. Meski begitu, hujan kemarin sudah cukup membuat Jalan Damanhuri dan Jalan Mugirejo, Sungai Pinang, kembali terendam banjir. Penyakit lawas yang hingga kini belum mampu diatasi.

Kondisi ini disinyalir lantaran banyaknya sedimentasi di dalam parit dan dan sempitnya drainase. Hal itu membuat air yang datang tak mampu tertampung di drainase. Air pun meluber ke jalan.
Jalan Mugirejo menjadi lokasi yang tidak pernah luput jadi langganan banjir. Untuk bisa melintas, beberapa warga terpaksa, harus menuntun motornya.

 

Sementara yang nekat menerobos banjir, tak sedikit mengalami mati mesin. Amin (37), warga RT 13 terpaksa mendorong motor sejauh 1 km. Ini lantaran jalan terendam banjir setinggi 50 sentimeter. Hal motor Amin mogok saat berusaha menerobos banjir.

"Saya mau pulang. Karena takut air lebih dalam, jadi saya nekat. Ternyata malah mati mesin," ungkap Amin. Warga lainnya, Poni Asri (42) yang sehari-hari melintas di jalan tersebut, mengaku kesal dengan selalu tergenangnya akses yang dilaluinya saat hujan datang. Dirinya terpaksa menunda perjalanan lantaran takut motor mogok dan sepatu yang ia kenakan basah.

 

"Selalu begini. Kalau cuma air mungkin bisa, dimaklumi. Tapi ini bercampur lumpur. Sudah begini. Masih ada pengendara yang tidak sabar. Padahal harusnya jalan gantian," kesal Poni. Sementara, di Jalan Damanhuri air bercampur lumpur menggenangi sepanjang 100 meter jalan di lingkungan RT 29. Kondisi itu terjadi sejak pukul 10.00 Wita. Kalau sudah begini, deretan kendaraan yang melintas terpaksa menurunkan kecepatan saat melintasi genangan.

Untuk mengindari banjir, pengendara motor terpaksa menggunakan trotoar di bahu jalan. Bagi yang nekat melintas banjir, dipastikan mengalami mogok lantaran mesinnya kemasukan air.

"Rencana mau ke Jalan Gerilya. Karena buru-buru, terpaksa nekat menerjang banjir. Malah mogok motor saya," ungkap Mardiansyah (39) pengendara yang melintas. Ketua RT 29, Syahransah menyebut, jika hujan mengguyur dengan intensitas ringan hingga sedang sudah cukup membuat jalan di wilayahnya tergenang air bercampur lumpur.

Ketinggian air bisa mencapai lutut orang dewasa. Meski hujan reda, air tak lantas menghilang, namun mengendap di jalan cukup lama.

"Dulu anak sungai di wilayah ini lebar. Sekarang menyempit karena pembangunan perumahan warga dan toko. Selain itu, daerah resapan airpun telah berkurang. Air hujan kadang disertai lumpur menggenangi jalan dan lama kering," kata Syahransah.

"Harusnya segera dilakukan normalisasi drainase yang ada. Teknisnya pemerintah yang tahu," Imbuhnya. Warga berharap ada tindakan yang bisa dilakukan agar banjir di dua jalan yang ada di Kecamatan Sungai Pinang segera teratasi. Selain itu, diperlukan kesadaran warga untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. (kis/nha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: sapos.co.id

Rekomendasi

Terkini

X