SAMARINDA–Rencana pembangunan SMP 50 di Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, terganjal klaim kepemilikan lahan dari seorang ahli waris. Hal itu menghambat rencana pembangunan sekolah yang telah dianggarkan Rp 29,7 miliar.
Camat Sungai Kunjang Dwi Siti Noorbayah menjelaskan, klaim itu muncul setelah pihaknya menerima perwakilan dari ahli waris perusahaan HJP yang menanyakan terkait rencana pembangunan sekolah di lahan tersebut. Pihaknya kemudian melakukan pengecekan lapangan dan mediasi dengan ahli waris awal Mei lalu. "Setelah itu, rapat dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terus dilakukan. Kami harapkan dibantu tim BPKAD," ucapnya, Selasa (14/5).
Pemkot Samarinda memiliki sertifikat kepemilikan atas lahan tersebut, meski dahulu memang ada surat hak guna atas nama perusahaan HJP. Pemkot siap menerima komunikasi dari kuasa hukum perusahaan HJP. “Kami berharap pembangunan sekolah tetap dilanjutkan karena sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan penduduk di Kecamatan Sungai Kunjang,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin menegaskan, pembangunan sekolah tidak dibatalkan. Tanah tersebut dibeli Pemkot 24 tahun lalu, dan diketahui seluruh tokoh masyarakat. "Dan tanah itu sampai sekarang tidak digunakan. Kebetulan tahun ini pemkot juga akan membangun sekolah terpadu di SMP 16, dan perlu mengurai jumlah siswa di sana ke SMP terdekat. Salah satunya di SMP 50," ujarnya.
Dia mengaku terkejut ketika muncul klaim kepemilikan tanah tersebut. Namun, pemkot akan mengikuti prosedur hukum yang berlaku berdasarkan surat tanah dan keterangan saksi-saksi yang mengetahui bahwa lokasi tersebut milik pemerintah, dan kini diperuntukkan untuk SMP.
Terkait perencanaan fisik, akan dibangun sekolah dua lantai, meski finishing-nya mungkin dilakukan menggunakan APBD-P 2024 atau APBD 2025. Landscaping akan dikerjakan menyusul karena dikhawatirkan rusak akibat keluar-masuknya alat berat.
"Lahan SMP 50 sekitar 1 hektare yang diklaim itu tidak semua, jadi masih aman mengerjakan area yang lain. Biar kami tunggu keputusannya. Kami optimistis bisa terbangun, karena bukan untuk pribadi, untuk sosial dan anak-anak juga," pungkasnya. (dra/k8)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46