Prokal.co - Sejak kepemimpinan Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Wakilnya Rusmadi, dinilai memang banyak membawa perubahan. Khususnya dalam pengendalian banjir yang mulai teratasi. Namun tak sedikit juga pembangunan yang kini menjadi penantian masyarakat.
Salah satunya proyek terowongan yang membentang dari Jalan Sultan Alimuddin-Kakap. Pembangunan infrastruktur ini dikebut menggunakan skema Multi Years Contract (MYC) sejak 2022 lalu dan harus sudah selesai di tahun ini.
Meski demikian dikabarkan saat ini masih ada terhalang permasalahan sosial yang kerap memakan waktu. Bahkan belum lama ini Andi Harun mengakui, ada kemungkinan penyelesaian terowongan akan sedikit bergeser dari jadwal yang harusnya bisa rampung tahun ini.
“Sampai saat ini kami masih optimistis, tapi kami juga harus melihat realitanya ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kegiatan, sehingga harus mundur dari jadwal,” ujar Andi Harun.
Salah satu yang paling banyak memakan waktu diakuinya adalah penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), khususnya dalam perhitungan nilai tanah dan bangunan yang berada di Jalan Kakap yang menjadi outlet terowongan.
Dalam hal ini pihaknya tak bisa berbuat banyak, lantaran berasal dari lembaga independen diluar kewengan Pemkot Samarinda.
“Itu tidak di bawah kontrol pengendalian saya. Kami tidak bisa memberi target harus segini selesainya, seperti kepada OPD kami,” tegasnya. Namun dirinya tetap meyakinkan bahwa saat ini pihaknya masih berupaya untuk menuntaskan pembangunan terowongan di akhir tahun.
Sekalipun ada beberapa faktor di luar kewenangan Pemkot Samarinda yang cukup berpengaruh terhadap waktu penyelesaian, hal ini akan dibahas kembali bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda.
“Kalau pun misalnya ada kemunduran, harusnya tidak terlalu lama,” tegasnya. Sebelumnya Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Hero Mardanus Satyawan mengatakan sejauh ini pembangunan terowongon baru mencapai 45 persen.
Setelah melakukan peninjauan beberapa waktu lalu, memang ada beberapa kendala dalam hal penggalian.
“Karena penggalian tanah itu harus berunsur kehati-hatian, tapi sejauh ini tidak ada kendala lain,” ujar Hero.
Meski diprediksi bakal tembus untuk kedua sisi, namun tak berarti jembatan itu bisa langsung dilalui oleh masyarakat. Pasalnya ia juga harus memastikan rekomendasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). “Target kami paling tidak terowongan ini bisa tembus dulu sesuai target, karena di sisi outlet ini tanahnya memang lebih keras,” pungkasnya. (adv)