Prokal.co, PENAJAM - Forum group discussion (FGD) penelitian bertajuk Tumbuhan Obat, Mitos, dan Tradisi Lisan: Pemahaman terhadap Sistem Pengobatan Tradisional (Etnomedisin) dalam Komunitas Adat Paser Wilayah Ibu Kota Negara (IKN) telah sukses diselenggarakan di Rekan Tatau Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), baru-baru ini.
Acara digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya dan kearifan lokal komunitas adat Paser. Di samping, mengeksplorasi dan memperkenalkan lebih dalam sistem pengobatan tradisional beserta ritual-ritualnya yang masih dipraktikkan oleh komunitas adat Paser.
Melalui sesi diskusi dan demonstrasi langsung, para peserta dapat memahami peran penting tumbuhan obat, mitos, dan tradisi lisan dalam etnomedisin Paser, serta elemen-elemen yang berkontribusi pada identitas budaya dan kesehatan komunitas lokal.
FGD ini dihadiri berbagai narasumber kompeten, termasuk Suwis, pelaku pengobatan tradisional, Kettu, ketua adat desa di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, PPU, Paidah Riansyah, pengurus DPD Lembaga Adat Paser (LAP) PPU dan praktisi serta pengamat kebudayaan serta Mu’allimin, sekretaris Dinas Kesehatan PPU. Ketua Tim Peneliti dari BRIN, Ery Agus Kurnianto, Senin (3/6) menekankan pentingnya acara ini dalam melestarikan dan mempromosikan kearifan lokal masyarakat Paser.
"Dengan memahami dan menghargai sistem pengobatan tradisional, kita tidak hanya melindungi warisan budaya, tetapi juga menemukan potensi besar dalam bidang kesehatan alternatif yang dapat dikembangkan dalam konteks ekonomi kreatif," ujar Ery.
"Kami berharap acara ini bisa jadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mempelajari dan melestarikan tradisi pengobatan leluhur. Selain itu, potensi ekonomi kreatif dari etnomedisin bisa menjadi alternatif baru dalam pembangunan IKN yang berkelanjutan dan inklusif," tambah Sekretaris Dinas Kesehatan PPU, Mu’allimin.
FGD ini berlangsung dengan diskusi yang sangat aktif dan intens antara narasumber dan peserta. Tanya-jawab muncul berkaitan dengan masalah perkembangan dan potensi ekonomi kreatif pengobatan tradisional di wilayah IKN.
Selain diskusi, dalam FGD juga dipraktikan cara meramu tumbuhan-tumbuhan yang dimiliki oleh komunitas adat Paser yang membuat peserta semakin antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan, FGD ini merupakan langkah penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan kearifan lokal etnomedisin Paser di kawasan IKN.
Dengan memahami dan menghargai sistem pengobatan tradisional, kita dapat melindungi warisan budaya, menjaga kesehatan masyarakat, dan membuka peluang baru dalam bidang ekonomi kreatif. (kri)
ARI ARIEF
[email protected]