• Senin, 22 Desember 2025

Keluhan Pedagang Pasar Inpres Kebun Sayur, Becek dan Panas

Photo Author
- Jumat, 28 Juni 2024 | 16:30 WIB
GANGGU KENYAMANAN: Infrastruktur berupa jalan yang berada di bagian belakang Pasar Inpres ini dalam kondisi rusak sehingga mengganggu kenyamanan pelintas. (Foto: Ulil/KP)
GANGGU KENYAMANAN: Infrastruktur berupa jalan yang berada di bagian belakang Pasar Inpres ini dalam kondisi rusak sehingga mengganggu kenyamanan pelintas. (Foto: Ulil/KP)

 Pasar Inpres Kebun Sayur memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan di Balikpapan. Mavidson, seorang pedagang veteran di pasar tersebut, menceritakan bahwa Pasar Inpres Kebun Sayur dulunya berdiri di atas kebun kangkung dan dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk.

Empat puluh satu tahun lalu, ketika pasar diresmikan, Mavidson masih berusia 23 tahun. Dia sering datang ke pasar untuk membantu ibunya, Asnah, yang menjual cenderamata dan kerajinan khas Kalimantan dengan harga mulai dari ribuan hingga ratusan ribu per item. Puluhan tahun berlalu, ia bersama keluarganya masih berjualan di tempat yang sama.

Sejarah pasar ini dimulai pada 1981, ketika keluar Instruksi Presiden (Inpres) dari Soeharto untuk membangun pasar di wilayah Kebun Sayur. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi pedagang dari tempat penampungan Pasar Pandansari serta eks pedagang Pasar Blauran Kebun Sayur yang terbakar pada tahun 1978.

Nama pasar ini kemudian dikenal sebagai Pasar Inpres dan tetap bertahan hingga kini. "Harapan besar kami agar pasar ini bisa segera dipugar atau direvitalisasi. Karena sejak dibangun sampai sekarang, bangunannya masih tetap sama," kata Mavidson.

Menurutnya, revitalisasi tidak boleh sekadar menjadi wacana. Sebab, langkah ini sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kejayaan Pasar Inpres Kebun Sayur. "Saya yakin ini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi para pedagang, tetapi juga untuk masyarakat luas di Balikpapan," timpalnya.

 

Dengan revitalisasi yang direncanakan, pasar ini tidak hanya akan menghadirkan fasilitas modern dan nyaman bagi pengunjung, tetapi juga berpotensi memberikan dorongan besar terhadap ekonomi lokal. Meningkatkan pendapatan para pedagang dengan menciptakan lingkungan yang lebih menarik bagi pengunjung.

"Pembangunan melalui revitalisasi diharapkan bisa menghadirkan keragaman budaya Kalimantan, fasilitas yang lebih menunjang, dan bangunan yang lebih baik lagi. Karena dengan begitu, tidak akan ada lagi yang mengeluh becek dan kepanasan," tutupnya.(*)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X