• Minggu, 21 Desember 2025

Limbah Masuk ke Tambak Nelayan di Kecamatan Pulau Derawan 

Photo Author
Faroq Zamzami
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 18:32 WIB
 MASUK TAMBAK: Limbah berwarna oranye yang masuk ke tambak nelayan di Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Jumat (5/7/2024). (Ahmad Hutbi untuk Berau Post)
MASUK TAMBAK: Limbah berwarna oranye yang masuk ke tambak nelayan di Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Jumat (5/7/2024). (Ahmad Hutbi untuk Berau Post)

PROKAL.CO, TANJUNG REDEBNelayan di Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, tengah risau dengan masuknya limbah yang diduga dari crude palm oil (CPO) ke sungai.

Kepala Kampung Pegat Betumbuk, Alimuddin, mengatakan sudah satu pekan terakhir ini banyak limbah yang diduga CPO mengalir di sungai. 
 
Limbah juga sudah masuk ke tambak para nelayan di kampungnya. 
 
“Fenomenan ini sudah satu pekan ini terjadi, dan kami juga belum tahu dari mana asalnya. Tetapi dugaan kuat yaitu limbah sawit atau buangan CPO,” ujarnya kepada Berau Post (grup Prokal.co).
 
 
Menurutnya dirinya sudah berkoordinasi dengan pemerintah kampung untuk menghubugi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, agar bisa melakukan pengecekan limbah tersebut. 
 
“Sudah kita hubungi, tetapi memang belum ada respons dari pihak DLHK,” jelasnya.

Meski belum berdampak ke ikan nelayan, dikhawatirkan jika dibiarkan bisa berdampak kepada tambak nelayan. 
 
“Untuk sejauh ini memang belum ada laporan dari nelayan, tetapi tetap kami takut jika nanti bisa membuat ikan di keramba pada mati,” tegasnya.

Dirinya berharap pihak terkait untuk bisa melakukan pengecekan apakah limbah tersebut berbahaya atau tidak. 
 
“Karena jujur saja kami waswas dengan adanya limbah tersebut, sehingga saya berharap agar bisa ditindak lanjuti,” katanya.

Sementara itu salah satu pemilik tambak di Kampung Pegat Betumbuk, Ahmad Hutbi mengaku limbah tersebut sangat menganggu.
 
Meski, sejauh ini belum berdampak kepada ikan ataupun udang namun jika dibiarkan begitu saja ditakutkan bisa membuat ikan dan udang di kerambanya kercunan. 
 
“Sejauh ini memang belum berdampak, tetapi tidak menutup kemungkinan jika dibiarkan begitu saja bisa berdampak kedepannya,” jelasnya.

Kata dia, limbah tersebut juga sangat menganggu karena mengotori perahu dan keramba di sepanjang sungai milik warga. 
 
“Limbahnya menempel di perahu dan susah dibersihkan, semoga saja ada tindak lanjutnya,” tuturnya. 
 
Sementara itu, saat dihubungi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim belum merespons telepon dari awak media. (aky/far)
 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Sumber: BERAU POST

Tags

Rekomendasi

Terkini

X