Hujan deras dan air kiriman menyebabkan Perumahan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara kembali banjir. Banjir ini kembali terjadi, setelah lebih dari tiga tahun kawasan ini tidak pernah tersentuh genangan air. Kondisi ini mengganggu aktivitas warga setempat.
Di hari kedua, Rabu (10/7), banjir kian meluas. Jika sebelumnya ketinggian air berkisar 20-30 sentimeter. Dari pantauan media ini siang kemarin pukul 14.00, air naik perlahan hingga 50 sentimeter. Beberapa warga yang rumahnya terendam air nampak melakukan aktivitas bersih-bersih.
Bustami (47), warga RT 37 mengatakan, selama tiga tahun sudah merasa tenang dengan tidak adanya banjir. Namun datangnya air kali ini membuat ia dan keluarga harus bersiap mengungsi jika air terus meninggi.
Baca Juga: Polder Air Hitam Tetap Berfungsi Pengendali Banjir, DED Disiapkan
"Anak sungainya penuh dan tidak bisa mengalir. Air kiriman yang datang tertahan. Jadi, banjir seperti ini," ungkap Bustami. Ketua RT 37, Jamhudin mengatakan, di wilayahnya saat ini terdapat 16 rumah yang terendam. Belasan rumah ini rata-rata bediri lebih rendah dari jalan. Rumah-rumah itu termasuk bangunan lama. Meski begitu, semua penghuni rumah masih tetap bertahan sembari melihat situasi.
"Ya, mudah-mudahan ada perbaikan saluran. Salah satunya memperlancar aliran sungai yang buntu saat ini," ungkap Jamhudin. Kasat Operasi Unit Pengelola Bendungan 2 BWS Wilayah IV, Erwin Surya Budiman meinjau lokasi banjir kemarin.
Dalam kunjungan itu, Erwin mengatakan, akan melakukan langkah antisipasi untuk menanggulangi banjir. Pihaknya akan segera melakukan normalisasi aliran sungai. Diawali aliran Sungai Lantung dan pengerukan sedimentasi di bendungan Benanga Lempake.
"Termasuk adanya pembuatan tanggul di session Jembatan Lempake Tepian," ungkap Erwin.
Erwin berharap, program normalisasi yang tengah berjalan dapat mengurangi banjir di kawasan yang saat ini menjadi langganan banjir, seperti Perumahan Bengkuring yang saat ini kembali terendam air.
"Selain PUPR Samarinda, kami juga berharap dukungan dari Dinas PU Kaltim untuk program normalisasi ke depannya," tukas Erwin. Wali Kota Samarinda Andi Harun menyatakan, banjir di Perumahan Bengkuring disebabkan aliran air yang belum lancar.
Penyebabnya adalah kolam retensi atau embung yang belum selesai dikerjakan. Fokus pemerintah kota saat ini tertuju pada aliran air di Sungai Karang Mumus.Upaya lain juga dilakukan dengan membangun embung atau kolam retensi di wilayah Sungai Siring.
"Kami masih menghadapi kendala soal pembebasan lahan. Dari 10 hektare yang dibutuhkan, baru terselesaikan seluas 5 hektare. Dalam waktu dekat segera kami selesaikan masalah ini," tukas Andi Harun. (kis/nha)