Memasuki akhir tahun, sejumlah proyek strategis kini tengah dikebut Pemkot Samarinda. Salah satu yang paling banyak menyita perhatian dan dinanti yaitu pembangunan tunnel atau terowongan. Pembangunan infrastruktur ini dimulai dari Jalan Sultan Alimuddin-Kakap.
Proyek ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan yang sering terjadi di kawasan Gunung Manggah, Jalan Otto Iskandardinata dan sekitarnya. Dalam pembangunannya, proyek yang dikerjakan menggunakan skema Multi Years Contract (MYC) atau tahun jamak dalam tiga tahun. Tahun ini menjadi batas akhir kegiatan yang dianggarkan sebesar Rp 395 miliar.
Dalam perjalanannya, memang tidak mudah untuk menuntaskan proyek tersebut lantaran harus menyelesaikan permasalahan sosialnya. Namun secara bertahap Pemkot Samarinda mampu mengatasi persoalan ini.
Wali Kota Samarinda Andi Harun memastikan saat ini pembangunan terowongan sudah berjalan sesuai dengan target. Hanya saja memang harus menemui beberapa rintangan sehingga ada beberapa kelengkapan harus dipenuhi.
Meski demikian ia tetap optimistis di akhir tahun ini pembangunan terowongan bisa rampung sesuai dengan harapan masyarakat. Mengingat selama ini memang belum ada proyek pembangunan terowongan di Samarinda sehingga pembangunannya pun ditempuh dengan berbagai tantangan.
“Memang ada beberapa dokumen yang perlu disesuaikan dan itu sebenarnya ideal saja,” ujar Andi Harun. Orang nomor satu di Samarinda itu juga meyakini, dampak pembangunan terowongan ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat, tidak hanya sekadar memenuhi aspek infrastruktur namun juga mampu mengurangi kemacetan yang ada di sekitarnya. Sekalipun mengeluarkan anggaran yang besar, namun hal ini sepadan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami juga berkomitmen untuk selesai setuntas-tuntasnya. Kalau pun ada keterlambatan, kami meminta maaf. Karena ada faktor yang tidak kita jangkau. Yang penting kami konsisten, polemik tidak bisa kita hindari,” pungkasnya. (/hun/nha)