Pertumbuhan penduduk yang meningkat diiringi dengan mobilitas yang semakin tinggi dalam menggunakan kendaraan pribadi telah menyebabkan kemacetan yang parah di Kota Balikpapan.
Kondisi ini juga diperparah dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan yang berperan sebagai gerbang utama IKN, yang membuat arus lalu lintas semakin ramai.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan, Adwar Skenda Putra, mengungkapkan bahwa mengatasi kemacetan bukanlah tanggung jawab satu OPD saja. Selain kemacetan, masalah sosial juga menjadi dampak yang signifikan bagi perkembangan kota.
Baca Juga: Hujan 30 Menit Bikin 131 Rumah di 8 RT Desa Labangka Barat Dekat IKN Terendam Banjir
"Dampak dari kehadiran IKN juga mempengaruhi mobilitas penduduk, baik mereka yang tinggal di Balikpapan maupun yang datang dari luar daerah," ujar Adwar.
Edo, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa lonjakan kendaraan pribadi juga terjadi karena banyaknya pekerja proyek seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) yang membawa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.
"Jumlah kendaraan roda dua mencapai 639 ribu, yang menunjukkan lonjakan signifikan. Ini menjadi tantangan besar bagi kita," paparnya.
Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, Dishub Balikpapan telah mendorong penggunaan angkutan umum, seperti program Balikpapan City Trans untuk pekerja RDMP dengan skema buy the service, sebagai langkah untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
"Kami berharap dengan langkah-langkah ini, dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di Balikpapan," tambah Edo. Pemerintah terus berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini, sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan kota yang semakin pesat. (*)